Konsep
Sehat
Sehat itu adalah sebuah keadaan normal
yang sesuai dengan standar yang diterima berdasarkan kriteria tertentu, sesuai
jenis kelamin dan komunitas masyarakat. Itu adalah pengertian sehat yang saya
mengerti pada awalnya
Dimulai dari apa yang dimaksud dengan
pengertian sehat ini. Pengertian sehat menurut WHO adalah suatu keadaan yang
sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan. Dan beberapa pengertian sehat lainnya yaitu diantaranya :
Sehat adalah perwujudan individu yang
diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi).
Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan
penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural.
( Menurut Pender, 1982 )
Sehat / kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani),
jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomis.( Menurut UU N0. 23/1992 tentang kesehatan)
Sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (self care
Resouces) yang menjamin tindakan untuk perawatan diri ( self care actions)
secara adekuat. Self care Resouces : mencakup pengetahuan, keterampilan dan
sikap. Self care Actions merupakan perilaku yang sesuai dengan tujuan
diperlukan untuk memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi psikososial
dan spiritual.
Sejarah Kesehatan Mental
“Kesehatan mental” ungkapan ini diciptakan oleh W.
Swetster di tahun 1843, dan penuh dengan konten yang sebenarnya melalui
"pribadi" pengalaman berkumpul oleh ahli asuransi Beers Amerika.
Tujuannya adalah untuk memastikan perawatan yang lebih manusiawi dari sakit
mental, cara bagaimana tujuannya ini dilakukan dalam konteks yang lebih luas melampaui
domain perawatan kesehatan tidak bisa disebut hanya kejiwaan.
Ada 3 Pendekatan Kesehatan Mental
1. Orientasi
Klasik
2. Orientasi
Penyesuaian Diri
3. Orientasi
Pengembangan Potensi
Teori Kepribadian Sehat
A. Kepribadian Sehat menurut aliran Psikoanalisa
Psikoanalisis merupakan suatu bentuk model
kepribadian. Teori ini sendriri pertama kali diperkenalkan oleh Sigmun Freud
(1856-1938). Freud pada awalnya memang mengembangkan teorinya tengtang struktur
kepribadian dan sebab-sebab gangguan jiwa dan dengan konsep teorinya yaitu
perilaku dan pikiran dengan mengatakan bahwa kebanyakan apa yang kita lakukan
dan pikirkan hasil dari keinginan atau dorongan yang mencari pemunculan dalam
perilaku dan pikiran.
Teori
psikologi Freud didasari pada keyakinan bahwa dalam diri manusia terdapat suatu
energi psikis yang sangat dinamis. Energi psikis inilah yang mendorong individu
untuk bertingkah laku. Menurut psikoanalisis, energi psikis itu berasumsi pada
fungsi psikis yang berbeda yaitu :
a. Id
b. Ego
c. Super Ego
Kepribadian
yang sehat menurut psikoanalisis :
1. Menurut freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
2. Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar.
3. Mental yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego.
4. Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya.
5. Dapat menyesuaikan keadaan dengan berbagai dorongan dan keinginan.
1. Menurut freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembangan yang ilmiah.
2. Kemampuan dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar.
3. Mental yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego.
4. Tidak mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya.
5. Dapat menyesuaikan keadaan dengan berbagai dorongan dan keinginan.
B. Kepribadian Sehat menurut aliran Behavioristik
Behaviorisme juga disebut psikologi S–R (stimulus
dan respon). Behaviorisme menolak bahwa pikiran merupakan subjek psikologi dan
bersikeras bahwa psokologi memiliki batas pada studi tentang perilaku dari
kegiatan-kegiatan manusia dan binatang yang dapat diamati. Teori Behaviorisme
sendiri pertama kali diperkenalkan oleh John B. Watson (1879-1958).
Kepribadian
yang sehat menurut behavioristik:
1. Memberikan respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan lingkungannya.
2. Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman.
3. Sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan sendiri.
4.Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang obyektif.
1. Memberikan respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan lingkungannya.
2. Bersifat sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman.
3. Sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan sendiri.
4.Menekankan pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang obyektif.
Jadi,
manusia dilihat oleh para behavioris sebagai orang-orang yang memberikan
respons secara pasif terhadap stimulus-stimulus dari luar dan manusia di anggap
tidak memiliki diri sendiri.
C. Kepribadian Sehat menurut Humanistik
Humanistik mulai muncul sebagai sebuah
gerakan besar psikologi dalam tahun 1950-an. Aliran Humanistik merupakan
konstribusi dari psikolog-psikolog terkenal seperti Gordon
Allport, Abraham Maslow dan Carl Rogers.
Humanistik tertuju pada masalah bagaimana tiap
individu dipengaruhi dan dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka
hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri.
Menurut aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif.
Menurut aliran humanistik kepribadian yang sehat, individu dituntut untuk mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya sendiri. Bukan saja mengandalakan pengalaman-pengalaman yang terbentuk pada masa lalu dan memberikan diri untuk belajar mengenai suatu pola mengenai yang baik dan benar sehingga menghasilkan respon individu yang bersifat pasif.
Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan
Penyesuaian Diri
Penyesuaian
diri lebih cenderung untuk selalu berproses dan
berkembang dengan demikian kemampuan individu dalam melakukan penyesuaian
diripada waktu sekarang ini belum tentu efektif
digunakan pada waktu mendatang.
Penyesuaian
diri lebih bersifat suatu proses sepanjang
hayat ( lifelong process ), dan manusia terus-menerus berupaya menemukan
dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna mencapai pribadi yang sehat.
Respon penyesuaian, baik atau buruk secara sederhana dapat dipandang sebagai
suatu upaya individu untuk mereduksi atau menjauhi ketegangan dan untuk
memelihara kondisi – kondisi keseimbangan yang lebih wajar
Ada beberapa
ciri penyesuaian diri yang efektif, seperti :
1.
Memiliki Persepsi yang Akurat terhadap Realita
2.
Memiliki Kemampuan untuk Beradaptasi dengan Tekanan atau Stres dan
juga Kecemasan
3.
Mempunyai Gambaran Diri yang Positif tentang dirinya
4. Memiliki
Kemampuan untuk Mengekspresikan Perasaannya
5. Mempunyai
kemapuan Relasi Interpersonal yang baik
Individu
yang memiliki serta memenuhi ciri-ciri tersebut dapat digolongkan sebagai
individu yang memiliki kesehatan mental yang positif.
Pertumbuhan Personal
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis
sebagai hasil dari proses-proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang
berlangsung secara normal yang sehat pada waktu yang normal. Proff Gessel
mengatakan bahwa pertumbuhan pribadi manusia berlangsung secara
terus-menerus.
Faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan personal :
1. Faktor biologis
Karakteristik anggota tubuh yang berbeda setiap orang, kepribadian, atau warisan biologis yang sangat kental.
2. Faktor geografis
Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorangdan nantinya akan menentukan baik atau tidaknya pertumbuhan personal seseorang.
3. Faktor budaya
1. Faktor biologis
Karakteristik anggota tubuh yang berbeda setiap orang, kepribadian, atau warisan biologis yang sangat kental.
2. Faktor geografis
Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorangdan nantinya akan menentukan baik atau tidaknya pertumbuhan personal seseorang.
3. Faktor budaya
Tidak di
pungkiri kebudayaan juga berpengaruh penting dalam kepribadian seseorang,
tetapi bukan berarti setiap orang dengan kebudayaan yang sama memiliki
kepribadian yang sama juga.
Stress
Arti penting stres
Stress sendiri dalam artian Psikologis adalah sebuah
reaksi spesifik bagi individu terhadap stressor , atau ancaman dan tuntutan
yang datang dari diri sendiri ( dalam ) maupun dari luar individu tersebut
mencoba untuk“survive”.
Pengertian Stress
Menurut Selye (Bell,
1996) stress diawali dengan reaksi waspada (alarm reaction) terhadap adanya
ancaman, yang ditandai oleh proses tubuh secara otomatis, seperti: meningkatnya
denyut jantung, yang kemudian diikuti dengan reaksi penolakan terhadap stressor
dan akan mencapai tahap kehabisan tenaga (exhaustion) jika individu merasa
tidak mampu untuk terus bertahan.
Jadi, stress dapat
mempengaruhi fisik, psikis mental dan emosi. Tetapi, stress dapat mempunyai dua
efek yang berbeda, bisa negatif ataupun positit, tergantung bagaimana kuatnya
individu tersebut menghadapi stress atau bagaimana individu tersebut
mempersepsikan stress yang sedang dihadapinya.
Faktor
inividual dan sosial- penyebab stres :
· Faktor
lingkungan
· Faktor
organisasi
· Faktor pribadi
Hubungan Interpersonal
Hubungan
interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar
menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya.
Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukancontent melainkan
juga menentukan relationship. Dari segi psikologi
komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan
interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya makin cermat
persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya sehingga makin efektif komunikasi
yang berlangsung diantara komunikan.
Memulai Hubungan
a. Pembentukan
Tahap ini sering disebut juga dengan tahap
perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal menarik dari proses
perkenalan. Fase pertama, “fase kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha
kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya.
Menurut Charles R. Berger informasi pada tahap perkenalan dapat
dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu:
a) informasi
demografis.
b) sikap dan
pendapat (tentang orang atau objek).
c) rencana yang
akan datang.
d) kepribadian.
e) perilaku pada
masa lalu.
f) orang
lain serta,
g) hobi dan minat.
Proses pembentukan kesan :
Stereotyping
Stereotyping ini juga menjelaskan
terjadinya primacy effect dan halo effect yang
sudah kita jelaskan dimuka. Primacy effect secara sederhana
menunjukkan bahwa kesan pertama amat menentukan; karena kesan itulah yang
menentukan kategori. Begitu pula, halo effect. Persona stimuli
yang sudah kita senangi telah mempunyai kategori tertentu yang positif, dan
pada kategori itu sudah disimpan semua sifat yang baik.
Implicit Personality Theory
Setiap orang
mempunyai konsepsi tersendiri tentang sifat-sifat apa yang berkaitan dengan
sifat-sifat apa. Konsepsi ini merupakan teori yang dipergunakan orang ketika
membuat kesan tentang orang lain. Teori ini tidak pernah dinyatakan, kerena itu
disebut implicit personality theory. Dalam kehidupan
sehari-hari, kita semua psikolog, amatir, lengkap dengan berbagi teori
kepribadian. Suatu hari anda menemukan pembantu anda sedang bersembahyang, anda
menduga ia pasti jujur, saleh, bermoral tinggi. Teori anda belum tentu benar,
sebab ada pengunjung masjid atau gereja yang tidak saleh dan tidak bermoral.
Atibusi
Atribusi adalah
proses menyimpulkan motif, maksud, dan karakteristik orang lain dengan melihat
pada perilakunya yang tampak (Baron dan Byrne, 1979:56). Atribusi boleh juga
ditujukan pada diri sendiri (self attribution), tetapi di sini kita hanya
membicarakan atribusi pada orang lain. Atribusi merupakan masalah yang cukup
poupuler pada dasawarsa terakhir di kalangan psikologi sosial, dan agak
menggeser fokus pembentukan dan perubahan sikap. Secar garis besar ada dua macam
atribusi: atribusi kausalitas dan atribusi kejujuran.
b. Daya tarik
Dalam hukum
daya tarik dapat dijelaskan bahwa cara pandang orang
lain terhadap diri individu akan dibentuk melalui cara berfikir, bahasa dan
tindakan yang khas. Orang pintar, pandai bergaul, ganteng atau cantik akan
cenderung ditanggapi dan dinilai dengan cara yang menyenangkan dan dianggap memiliki sifat yang baik. Meskipun apa yang disebut gagah, cantik atau pandai bergaul belum disepakati, namun sebagian relatif menerima orang sebagai pandai cantik atau gagah. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa daya tarik seseorang baik fisik maupun karakter sering menjadi penyebab tanggapan dan penerimaan personal.
lain terhadap diri individu akan dibentuk melalui cara berfikir, bahasa dan
tindakan yang khas. Orang pintar, pandai bergaul, ganteng atau cantik akan
cenderung ditanggapi dan dinilai dengan cara yang menyenangkan dan dianggap memiliki sifat yang baik. Meskipun apa yang disebut gagah, cantik atau pandai bergaul belum disepakati, namun sebagian relatif menerima orang sebagai pandai cantik atau gagah. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa daya tarik seseorang baik fisik maupun karakter sering menjadi penyebab tanggapan dan penerimaan personal.
Hubungan Peran
-Model peran.
Menganggap hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara.
Disini setiap orang harus memerankan peranannya sesuai dengan naskah yang telah
dibuat oleh masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap
individu bertindak sesuai dengan peranannya.
-Konflik
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar
seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal
ini sering terjadi antara duaorang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja
dan lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat
penting dalam perilaku organisasi.
Adequacy peran dan Autentisitas dalam hubungan peran
Kecukupan
perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang
diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada
preskripsi ( ketentuan ) dan harapan peran yang menerangkan apa yang
individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat
memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut
peran-peran tersebut.
-Intimacy dan Hubungan Pribadi
Sebagai
konsekuensi adanya daya tarik menyebabkan interaksi sosial antar individu
menjadi spesifik atau terjalin hubungan intim. Orang-orang tertentu menjadi
istimewa buat kita, sedangkan orang lain tidak. Orang-orang tertentu menjadi
sangat dekat dengan kita, dibandingkan orang lain. Adapun bentik intim terdiri
dari persaudaraan, persahabatan, dan percintaan. Lebi h jauh mengenai
bentuk-bentuk hubungan intim tersebut sebagai berikut :
1. Persaudaraan
2. Persahabatan
3. Percintaan
- Intimacy dan Pertumbuhan
Apapun alasan
untuk berpacaran, untuk bertumbuh dalam keintiman, yang terutama adalah cinta.
Keintiman tidak akan bertumbuh jika tidak ada cinta . Keintiman berarti proses
menyatakan siapa kita sesungguhnya kepada orang lain. Keintiman adalah kebebasan
menjadi diri sendiri. Keintiman berarti proses membuka topeng kita kepada
pasangan kita. Bagaikan menguliti lapisan demi lapisan bawang, kita pun
menunjukkan lapisan demi lapisan kehidupan kita secara utuh kepada pasangan
kita. Namun, respon alami kita adalah penolakan untuk bisa terbuka terhadap
pasangan kita. Hal ini dapat disebabkan karena :
(1) kita tidak
mengenal dan tidak menerima siapa diri kita secara utuh.
(2) kita tidak
menyadari bahwa hubungan pacaran adalah persiapan memasuki pernikahan.
(3) kita tidak
percaya pasangan kita sebagai orang yang dapat dipercaya untuk memegang
rahasia.
(4) kita
dibentuk menjadi orang yang berkepribadian tertutup.
(5) kita
memulai pacaran bukan dengan cinta yang tulus .
Dalam hal
inilah keutamaan cinta dibutuhkan.
Cinta dan Perkawinan
Perkawinan atau dalam arti pernikahan
adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua
orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma
hukum, dan norma sosial. Upacara pernikahan memiliki banyak ragam dan variasi
menurut tradisi suku bangsa, budaya agama, maupun kelas sosial. Penggunaan adat
atau aturan tertentu kadang-kadang berkaitan dengan aturan atau hukum agama
tertentu pula.
Pengesahan secara hukum
suatu pernikahan biasanya terjadi pada saat dokumen tertulis yang mencatatkan
pernikahan ditanda-tangani. Upacara pernikahan sendiri biasanya merupakan acara
yang dilangsungkan untuk melakukan upacara berdasarkan adat istiadat yang berlaku,
dan kesempatan untuk merayakannya bersama teman dan keluarga Wanita dan pria
yang sedang melangsungkan pernikahan dinamakan pengantin, dan setelah
upacaranya selesai upacaranya selesai kemudian mereka dinamakan suami dan istri
dalam ikatan perkawinan.
Cinta adalah sebuah emosi
dan kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi
cinta merupakan sifat yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan
kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah aksi atau kegiatan aktif yang
dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati,
perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti,
Patuh, dan mau melakukan apapun yang
diinginkan oleh objek tersebut.
Menurut Sternberg (dalam
Sternberg & Bernes, 1988), cinta bukanlah suatu kesatuan yang tunggal
melainkan gabungan dari berbagai perasaan, hasrat, dan pikiran yang terjadi
secara bersamaan sehingga menghasilkan perasaan global yang dinamakan
cinta.
a.
Bagaimana memilih pasangan.
Memilih calon pendamping hidup tidaklah
mudah, dan agama Islam memberikan beberapa petunjuk di antaranya:
Dalam memilih calon istri
- Hendaknya calon istri memiliki dasar
pendidikan agama dan berakhlak baik karena wanita yang mengerti agama akan
mengetahui tanggung jawabnya sebagai istri dan ibu. Sebagaimana sabda
Rasulullah SAW :
Dari Abu Hurairah ra. dan Nabi
Muhammad saw, bersabda : "Perempuan itu dinikahi karena empat
perkara, karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya,
lalu pilihlah perempuan yang beragama niscaya kamu bahagia" (Muttafaqun
'Alaihi)
- Hendaklah calon istri itu penyayang
dan banyak anak.
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda :
dari Amas bin Malik, Rasullullah SAW
bersabda ".....kawinilah perempuan penyayang dan banyak anak...." HR.
Ahmad dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban.
-Hendaknya memilih calon istri yang
masih gadis terutama bagi pemuda yang belum pernah nikah.
Hal ini dimaksudkan untuk mencapai
hikmah secara sempurna dan manfaat yang agung, diantara manfaat tersebut adalah
memelihara keluarga dan hal-hal yang akan menyusahkan kehidupannya,
menjerumuskan ke dalam berbagai perselisihan, dan menyebarkan polusi kesulitan
dan permusuhan. Pada waktu yang sama akan mengeratkan tali cinta kasih suami
istri. Sebab gadis itu akan memberikan sepenuhnya kehalusan dan kelembutannya
kepada lelaki yang pertama kali melindungi, menemui, dan mengenalinya. Lain
halnya dengan janda, kadangkala dari suami yang kedua ia tidak mendapatkan
kelembutan hati yang sesungguhnya karena adanya perbedaan yang besar antara
akhlak suami yang pertama dan kedua.
- Mengutamakan orang jauh (dari
kekerabatan) dalam perkawinan.
Hal ini dimaksudkan untuk keselamatan
fisik anak keturunan dari penyakit-penyakit yang menular atau cacat secara
hereditas. Sehingga anak tidak tumbuh besar dalam keadaan lemah atau mewarisi
cacat kedua orang tuanya dan penyakit-penyakit nenek moyangnya. Disamping itu
juga untuk memperluas pertalian kekeluargaan dan memererat ikatan-ikatan
sosial.
Memilikih calon suami :
-Islam
Ini adalah kriteria yang sangat penting
bagi seorang Muslimah dalam memilih calon suami sebab dengan islamlah
satu-satunya jalan yang menjadikan kita selamat dunia dan akhirat kelak.
-Berilmu dan baik akhlaknya
Masa depan kehidupan suami istri erat
kaitannya dengan memilih suami, maka islam memberi anjuran agar memilih akhlak
yang baik, shalih, dan taat beragama.
Kesimpulan nya, menurut saya pribadi, memilih
pasangan haruslah :
1 satu keyakinan, dengan kesamaan
keyakinan maka pasangan tidak akan ragu untuk melangkah dan menentukkan tujuan
hidup yang lebih nyata .
2. Sehat secara rohani dan jasmani,
secara rohani pasangan yang akan kita pilih haruslah sehat dalam arti melakukan
semua perintah sesuai agamanya dan menjauhi larangan dari agamanya. Serta Sehat
dalam Jasmani maksudnya adalah kesehatan pasangan akan sangat mempengaruhi
kehidupan berkeluarga nanti kedepannya. Pasangan yang sehat, maka dapat menghasilkan
keturunan yang baik secara Jasmani dan Rohani sehat pula.
3. Berkelakuan yang bisa diterima
keluarga dan orang-orang disekitar. Termasuk mencintai dua belah pihak
keluarga, mau berteman dengan teman masing-masing pasangan, dan berkelakuan
baik sesuai dengan aturan yang ada.
Hubungan dalam Perkawinan
Seperti yang
terungkap dalam penelitian Fachrina (2006) mengenai Pandangan Masyarakat
mengenai Perceraian (studi kasus cerai gugat pada masyarakat perkotaan), dimana
masyarakat masih memposisikan pihak istri sebagai pihak yang bersalah apabila
terjadi perceraian. Dalam hal ini istri dianggap menjadi penyebab perceraian.
Mengapa pasangan ini bercerai, lebih cenderung dicermati sebagai akibat dari
berbagai kekurangan dari pihak istri. Masyarakat masih menerima persepsi bahwa
istri yang baik, menjadi idaman adalah istri yang mematuhi perintah suami dan
mengurusi rumah tangga, serta merawat anak-anak, melayani dan menyiapkan
keperluan suami.
Perubahan tingkat
perceraian dan faktor penyebabnya, merupakan indikasi terjadinya perubahan
sosial lainnya dalam masyarakat. Sistem sosial sedang bergerak cepat atau
lambat ke arah suatu bentuk sistem keluarga konjugal dan juga ke arah
industrialisasi. Perubahan sistem keluarga menyesuaikan diri pada kebutuhan
industrialisasi. Dengan industrialisasi keluarga tradisional (sistem keluarga
yang diperluas atau gabungan) sedang mengalami kehancuran, dimana keluarga
konjugal (keluarga inti) cocok dengan kebutuhan industrialisasi (Goode, 2007)
Sanak saudara baik
secara hubungan karena perkawinan ataupun karena hubungan darah secara relatif
tidak diikut sertakan dalam pengambilan keputusan sehari-hari dalam keluarga
konjugal. Setiap orang mempunyai kebebasan dan menentukan calon pasangan
hidupnya sendiri dan selanjutnya pasangan suami istri lebih banyak berbuat
terhadap kehidupan keluarga masing-masing. Keluarga luas tidak lagi menyangga
pasangan suami istri, dan tidak banyak menerima bantuan dari kerabat, begitu
juga sebaliknya. Keluarga luas lebih dapat bertahan daripada keluarga kecil
yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak. Oleh karena itu angka perceraian
dalam sistem keluarga konjugal cenderung tinggi (Goode, 2007).
Dalam perkembangan
sekarang ini dapat dikatakan bahwa masyarakat tidak memandang perceraian
sebagai hal yang tabu, artinya perbuatan ini bukan sesuatu yang memalukan dan
harus dihindari. Di sini Goode berpendapat bahwa penilaian atau pandangan yang
menganggap perceraian sebagai suatu pernyataan kegagalan adalah bias. Sistem
perkawinan adalah berasal dari perbedaan-perbedaan kepentingan, keinginan,
kebutuhan,dan nafsu, serta dari latar belakang sosial budaya dan ekonomi yang
juga berbeda. Ketegangan-ketegangan dan ketidakbahagian adalah lazim ada pada
setiap perkawinan. Akhirnya pada tingkat tertentu masyarakat dapat memberikan
toleransi umum dan memahami bahwa perceraian adalah merupakan salah satu
langkah yang harus ditempuh bagi penyelesaian akhir dari perselisihan suami
istri.
Perceraian dan Pernikahan Kembali
Pernikahan
kembali adalah menikah setelah bercerai dengan pasangan sebelumnya secara sah
di mata negara dan agama. Menikah kembali bukanlah suatu hal yang mudah karena
apapun kenangan bersama pasangan sebelumnya yang mungkin pernah menyakitinya
pasti akan terkenang. Dan membangun kepercayaan dengan pasangan baru mungkin
akan lebih sulit karena cerai berarti memiliki masa lalu yang dulu pernah jadi
bagian dari hidup seorang yang bercerai. Namun tak sedikit juga yang menganggap
enteng suatu perceraian dan hubungan baru, biasanya adalah orang yang menyepelekan
sehingga keluarga nya kerap hancur. Maka dalam setiap keluarga perlu adanya
pengakuan dan rasa di hormati.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.e-jurnal.com/periodesasi-sejarah-perkembangan-ilmu-kesehatan-mental/
http://www.uin-alauddin.ac.id/artikel-79-konsep-sehat-dan-sakit.html
http://unpredictablepeople.wordpress.com/2011/03/24/pendekatan-kesehatan-mental/
Schultz, D. 1991. Psikologi
Pertumbuhan. Kanisius. Yogyakarta.
Hall S, C .,& Lindzey, G. 1993.
Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Kanisius. Yogyakarta.
Aronson ,Elliot .(2005).social
psychology .upper saddle river :person prentice hall
• Hall, S Calvin., Lindzey , Gardner.,
(2009). teori - teori psikodinamika, yogyakarta:kanisius
• Jalaluddin Rakhmat (1998): Psikologi
Komunikasi, Edisi 12, PT Remaja Rosdakarya Offset, Bandung
Basuki, S. A.M Heru.2008. Psikologi
Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-dyasdindan-5184-3-bab2.pdf
http://bpi-uinsuskariau3.blogspot.com/2011/03/mekanisme-koping.html
lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20295591-S...pdf
http://hendriyana.abatasa.co.id/post/detail/20976/tips-oke-memilih-pasangan-hidup-menurut-islam.html
http://nikahdancinta.blogspot.com/
http://natasha-ardelia-fpsi12.web.unair.ac.id/artikel_detail-62390-Umum-Hubungan%20Interpersonal,%20Kuliah%20Psikologi%20Umum.html
http://undangankipas.blogdetik.com/2013/01/05/tips-memilih-pasangan-hidup-bagi-yang-serius-ingin-menikah/
repository.usu.ac.id/bitstream/.../3/Chapter%20II.pdf
http://kritikuscinta.blogspot.com/2008/05/konseling-perkawinan.html