Tulisan
2
Hubungan
Interpersonal
A.
Hubungan Interpersonal.
interpersonal
adalah suatu kondisi atau keadaan bagaimana cara kita mengenali diri kita
terhadap lingkungan sekitar, apakah kita sudah mengetahui siapa diri kita dan
apa hal yang terbaik yang prenah kita lakukan. Contoh orang yang tidak memiliki
interpersonal yaitu gampang emosi, marah yang meledak ledak dan mudah putus asa
atau tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan yang dapat merubahnya lebih
baik. Orang yang mempunyai banyak teman dan dapat menjadi orang yang fleksibel
adalah orang yang mampu membaca situasi disekitarnya dan dapat beradaptasi
dengan lingkungan. Tapi ada definisi lain berdasarkan sumber yang tepat dan
benar tentang hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal adalah dimana
ketika kita berkomunikasi kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan tetapi juga
menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita
tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship.
Hubungan
interpersonal mempunyai 4 model yang diantaranya meliputi :
1. Model pertukaran sosial (social exchange
model).
Hubungan
interpersonal diidentikan dengan suatu transaksi dagang. Orang berinteraksi
karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Artinya dalam hubungan
tersebut akan menghasilkan ganjaran (akibat positif) atau biaya (akibat
negatif) serta hasil / laba (ganjaran dikurangi biaya).
2. Model peranan (role model).
Hubungan
interpersonal diartikan sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang
memainkan peranannya sesuai naskah yang dibuat masyarakat. Hubungan akan dianggap
baik bila individu bertindak sesuai ekspetasi peranan (role expectation),
tuntutan peranan (role demands), memiliki ketrampilan (role skills) dan
terhindar dari konflik peranan. Ekspetasi peranan mengacu pada kewajiban, tugas
dan yang berkaitan dengan posisi tertentu, sedang tuntutan peranan adalah
desakan sosial akan peran yang harus dijalankan. Sementara itu ketrampilan
peranan adalah kemampuan memainkan peranan tertentu.
3. Model permainan (games people play
model).
Model
menggunakan pendekatan analisis transaksional. Model ini menerangkan bahwa
dalam berhubungan individu-individu terlibat dalam bermacam permaianan.
Kepribadian dasar dalam permainan ini dibagi dalam 3 bagian yaitu :
a) Kepribadian orang tua (aspek kepribadian
yang merupakan asumsi dan perilaku yang diterima dari orang tua atau yang
dianggap sebagi orang tua).
b) Kepribadian orang dewasa (bagian
kepribadian yang mengolah informasi secara rasional).
c) Kepribadian anak (kepribadian yang
diambil dari perasaan dan pengalaman kanak-kanak yang mengandung potensi
intuisi, spontanitas, kreativitas dan kesenangan).
4. Model Interaksional (interacsional
model).
Model
ini memandang hubungann interpersonal sebagai suatu sistem . Setiap sistem
memiliki sifat struktural, integratif dan medan. Secara singkat model ini
menggabungkan model pertukaran, peranan dan permainan.
B. Pembentukan kesan dan Ketertarikan
Interpersonal dalam memulai hubungan.
Adapun
tahap-tahap dalam hubungan interpersonal yakni meliputi :
1. Pembentukan.
Tahap
ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah
menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase pertama, “fase kontak
yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap
informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali
secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. Bila mereka merasa ada
kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini
informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat
tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya.
Menurut
Charles R. Berger informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada
tujuh kategori, yaitu:
a) informasi demografis.
b) sikap dan pendapat (tentang orang atau
objek).
c)
rencana yang akan datang.
d) kepribadian.
e) perilaku pada masa lalu.
f) orang lain serta,
g) hobi dan minat.
2. Peneguhan Hubungan.
Hubungan
interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara
dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu
untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara
keseimbangan ini, yaitu:
a) keakraban (pemenuhan kebutuhan akan kasih
sayang antara komunikan dan komunikator).
b) Kontrol (kesepakatan antara kedua belah
pihak yang melakukan komunikasi dan menentukan siapakah yang lebih dominan
didalam komunikasi tersebut).
c) respon yang tepat (feedback atau umpan
balik yang akan terima jangan sampai komunikator salah memberikan informasi
sehingga komunikan tidak mampu memberikan feedback yang tepat).
d) nada emosional yang tepat (keserasian
suasana emosi saat komunikasi sedang berlangsung).
C. Model Peran, konflik adequacy peran serta
auntensitas dalam hubungan peran.
Model
peran.
Menganggap
hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus
memerankan peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat.
Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap individu bertindak sesuai
dengan peranannya.
Model
Interaksional.
Model
ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistem
memiliki sifat-sifat strukural, integratif dan medan. Semua sistem terdiri dari
subsistem-subsistem yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai suatu
kesatuan. Pemutusan Hubungan Menurut R.D. Nye dalam bukunya yang berjudul
Conflict Among Humans, setidaknya ada lima sumber konflik yang dapat
menyebabkan pemutusan hubungan, yaitu:
a) Kompetisi, dimana salah satu pihak
berusaha memperoleh sesuatu dengan mengorbankan orang lain. Misalnya,
menunjukkan kelebihan dalam bidang tertentu dengan merendahkan orang lain.
b) Dominasi, dimana salah satu pihak berusaha
mengendalikan pihak lainsehingga orang tersebut merasakan hak-haknya dilanggar.
c) Kegagalan, dimana masing-masing berusaha
menyalahkan yang lain apabila tujuan bersama tidak tercapai.
d) Provokasi, dimana salah satu pihak
terus-menerus berbuat sesuatu yang ia ketahui menyinggung perasaan yang lain.
e) Perbedaan nilai, dimana kedua pihak tidak
sepakat tentang nilai-nilai yang mereka anut.
Jenis
Hubungan Interpersonal.
Terdapat
beberapa jenis hubungan interpersonal, yaitu :
a) Berdasarkan jumlah individu yang
terlibat.
a.1)
Hubungan diad.
hubungan
atara dua individu. Kebanyakan hubungan kita dengan orang lain bersifat diadik.
William Wilmot mengemukakan beberapa ciri khas hubungan diad, dimana setiap
hubungan diad memiliki tujuan khusus, individu dalam hubungan diad menampilkan
wajah yang berbeda dengan‘wajah’yang ditampilkannya dalam hubungan diad yang
lain, dan pada hubungan diad berkembang pola komunikasi (termasuk pola
berbahasa) yang unik/ khas yang akan membedakan hubungan tersebut dengan
hubungan diad yang lain.
.2) Hubungan Triad.
hubungan
antara tiga orang. Hubungan triad ini memiliki ciri lebih kompleks, tingkat
keintiman/ kedekatan anatar individu lebih rendah, dan keputusan yang diambil
lebih didasarkan voting atau suara terbanyak (dalam hubungan diad, keputusan
diambil melalui negosiasi).
b) Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.
b.1)
Hubungan tugas.
merupakan
sebuah hubungan yang terbentuk karena tujuan menyelesaikan sesuatu yang tidak
dokter, hubungan mahasiswa dalam kelompok untuk mengerjakan tugas, dan
lain-lain.
b.2) Hubungan Sosial.
merupakan
hubungan yang tidak terbentuk dengan tujuan untuk menyelesaikan sesuatu.
Hubungan ini terbentuk (baik secara personal dan sosial). Sebagai contoh adalah
hubungan dua sahabat dekat, hubungan dua orang kenalan saat makan siang dan
sebagianya.
c) Berdasarkan jangka waktu.
c.1)
Hubungan jangka pendek.
Merupakan
hubungan yang hanya berlangsung sebentar. Misalnya hubungan antara dua orang yang saling
menyapa ketika bertemu di jalan.
c.2)
Hubungan jangka panjang.
berlangsung
dalam waktu yang lama. Semakin lama suatu hubungan semakin banyak investasi
yang ditanam didalamnya (misalnya berupa emosi atau perasaaan, materi, waktu,
komitmen dan sebagainya).
d) Berdasarkan tingkat kedalaman atau
keintiman.
kedalaman
atau keintiman, yaitu hubungan biasa dan hubungan akrab atau intim. Hubungan
biasa merupakan hubungan yang sama sekali tidak dalam atau impersonal atau
ritual. Sedangkan hubungan akrab atau intim ditandai dengan penyingkapan diri
(self-disclosure).
Faktor
Yang Mempengaruhi Hubungan Interpersonal
Terdapat
beberapa hal yang mempengaruhi hubungan interpersonal, yaitu :
a) Komunikasi efektif.
b) Ekspresi wajah.
c) Kepribadian.
d) Stereotyping.
e) Daya tarik.
f) Ganjaran.
g) Kompetensi.
D. Intimasi dan Hubungan Pribadi.
Pendapat
beberapa ahli mengenai intimasi, di antara lain yaitu :
a) Shadily dan Echols (1990) mengartikan
intimasi sebagai kelekatan yang kuat yang didasarkan oleh saling percaya dan
kekeluargaan.
b) Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan
intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk
mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain.
c) Steinberg (1993) berpendapat bahwa suatu
hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari
oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi
masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling berbagi
kegemaran dan aktivitas yang sama.
d) Levinger & Snoek (Brernstein dkk,
1988) merupakan suatu bentuk hubungan yang berkembang dari suatu hubungan yang
bersifat timbal balik antara dua individu. Keduanya saling berbagi pengalaman
dan informasi, bukan saja pada hal-hal yang berkaitan dengan fakta-fakta umum
yang terjadi di sekeliling mereka, tetapi lebih bersifat pribadi seperti
berbagi pengalaman hidup, keyakinan-keyakinan, pilihan-pilihan, tujuan dan
filosofi dalam hidup. Pada tahap ini akan terbentuk perasaan atau keinginan
untuk menyayangi, memperdulikan, dan merasa bertangung jawab terhadap hal-hal
tertentu yang terjadi pada orang yang dekat dengannya.
e) Atwater (1983) mengemukakan bahwa
intimasi mengarah pada suatu
hubungan
yang bersifat informal, hubungan kehangatan antara dua orang yang
diakibatkan
oleh persatuan yang lama. Intimasi mengarah pada keterbukaan
pribadi
dengan orang lain, saling berbagi pikiran dan perasaan mereka yang
terdalam.
Intimasi semacam ini membutuhkan komunikasi yang penuh makna
untuk
mengetahui dengan pasti apa yang dibagi bersama dan memperkuat ikatan
yang
telah terjalin. Hal tersebut dapat terwujud melalui saling berbagi dan
membuka
diri, saling menerima dan menghormati, serta kemampuan untuk
merespon
kebutuhan orang lain (Harvey dan Omarzu dalam Papalia dkk, 2001).
May
24
Hubungan
Personal
A. Pengertian Hubungan Interpersonal
Hubungan
interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar
menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya.
Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan
juga menentukan relationship.
Dari
segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan
interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat
persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif
komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.
B. Teori Mengenai Hubungan Interpersonal
Ada
beberapa teori yang menjelaskan mengenai hubungan interpersonal, yaitu:
1. Model Pertukaran Sosial
Model
ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang
berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhannya. Thibault dan Kelley, dua orang pemuka dari teori ini menyimpulkan
model pertukaran sosial sebagai berikut:
“Asumsi
dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara
sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan
tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya”.
Ganjaran
yang dimaksud adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh
seseorang dari suatu hubungan. Ganjaran dapat berupa uang, penerimaan sosial,
atau dukungan terhadap nilai yang dipegangnya. Sedangkan yang dimaksud dengan
biaya adalah akibat yang negatif yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya itu
dapat berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan keruntuhan harga diri dan
kondisi-kondisi lain yang dapat menimbulkan efek-efek tidak menyenangkan.
2.
Model Peranan
Model
peranan menganggap hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini
setiap orang harus memerankan peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat
oleh masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap individu
bertidak sesuai dengan peranannya.
3.
Model Interaksional
Model
ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu sistem.Setiap sistem
memiliki sifat-sifat strukural, integratif dan medan. Semua sistem terdiri dari
subsistem-subsistem yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai suatu
kesatuan. Selanjutnya, semua sistem mempunyai kecenderungan untuk memelihara
dan mempertahankan kesatuan. Bila ekuilibrium dari sistem terganggu, segera
akan diambil tindakannya. Setiap hubungan interpersonal harus dilihat dari
tujuan bersama, metode komunikasi, ekspektasi dan pelaksanaan peranan.
C.
Tahap Hubungan Interpersonal
Adapun
tahap-tahap untuk menjalin hubungan interpersonal, yaitu:
1.
Pembentukan
Tahap
ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah
menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase pertama,“fase kontak
yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap
informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali
secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. bila mereka merasa ada
kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini
informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat
tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya.
Menurut
Charles R. Berger informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada
tujuh kategori, yaitu:
a)
informasi demografis;
b) sikap dan pendapat (tentang orang atau
objek);
c) rencana yang akan datang;
d) kepribadian;
e) perilaku pada masa lalu;
f) orang lain; serta
g) hobi dan minat.
2.
Peneguhan Hubungan
Hubungan
interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah.Untuk memelihara
dan memperteguh hubungan interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu
untuk mengembalikan keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara
keseimbangan ini, yaitu:
a)
keakraban;
b)
kontrol;
c)
respon yang tepat; dan
d)
nada emosional yang tepat.
Keakraban
merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang.Hubungan interpersonal akan
terperlihara apabila kedua belah pihak sepakat tentang tingkat keakraban yang
diperlukan. Faktor kedua adalah kesepakatan tentang siapa yang akan mengontrol
siapa, dan bilamana. Jika dua orang mempunyai pendapat yang berbeda sebelum
mengambil kesimpulan, siapakah yang harus berbicara lebih banyak, siapa yang
menentukan, dan siapakah yang dominan. Konflik terjadi umumnya bila
masing-masing ingin berkuasa, atau tidak ada pihak yang mau mengalah.Faktor
ketiga adalah ketepatan respon. Dimana, respon A harus diikuti oleh respon yang
sesuai dari B. Dalam percakapan misalnya, pertanyaan harus disambut dengan
jawaban, lelucon dengan tertawa, permintaan keterangan dengan penjelasan.
Respon ini bukan saja berkenaan dengan pesanpesan verbal, tetapi juga
pesan-pesan nonverbal. Jika pembicaraan yang serius dijawab dengan main-main,
ungkapan wajah yang bersungguh-sungguh diterima dengan air muka yang
menunjukkan sikap tidak percaya, maka hubungan interpersonal mengalami
keretakan. Ini berarti kita sudah memberikan respon yang tidak tepat. Faktor
terakhir yang dapat memelihara hubungan interpersonal adalah keserasian suasana
emosional ketika komunikasi sedang berlangsung.Walaupun mungkin saja terjadi
interaksi antara dua orang dengan suasana emosional yang berbeda, tetapi
interaksi itu tidak akan stabil. Besar kemungkinan salah satu pihak akan
mengakhiri interaksi atau mengubah suasana emosi.
3.
Pemutusan Hubungan
Menurut
R.D. Nye dalam bukunya yang berjudul Conflict Among Humans, setidaknya ada lima
sumber konflik yang dapat menyebabkan pemutusan hubungan, yaitu:
a. Kompetisi, dimana salah satu pihak
berusaha memperoleh sesuatu dengan mengorbankan orang lain. Misalnya,
menunjukkan kelebihan dalam bidang tertentu dengan merendahkan orang lain.
b. Dominasi, dimana salah satu pihak
berusaha mengendalikan pihak lain sehingga orang tersebut merasakan hak-haknya
dilanggar
c. Kegagalan, dimana masing-masing berusaha
menyalahkan yang lain apabila tujuan bersama tidak tercapai.
d. Provokasi, dimana salah satu pihak
terus-menerus berbuat sesuatu yang ia ketahui menyinggung perasaan yang lain.
e. Perbedaan nilai, dimana kedua pihak
tidak sepakat tentang nilai-nilai yang mereka
anut.
D.
Jenis Hubungan Interpersonal
Terdapat
beberapa jenis hubungan interpersonal, yaitu:
a) berdasarkan jumlah individu yang terlibat;
b) berdasarkan tujuan yang ingin dicapai;
c) berdasarkan jangka waktu;
d) berdasarkan tingkat kedalaman atau
keintiman.
Hubungan
interpersonal berdasarkan jumlah individu yang terlibat, dibagi menjadi 2,
yaitu hubungan diad dan hubungan triad. Hubungan diad merupakan hubungan atara
dua individu. Kebanyakan hubungan kita dengan orang lain bersifat diadik.
William
Wilmot mengemukakan beberapa ciri khas hubungan diad, dimana setiap hubungan
diad memiliki tujuan khusus, individu dalam hubungan diad
menampilkan
wajah yang berbeda dengan ‘wajah’ yang ditampilkannya dalam hubungan diad yang
lain, dan pada hubungan diad berkembang pola komunikasi (termasuk pola
berbahasa) yang unik/ khas yang akan membedakan hubungan tersebut dengan
hubungan diad yang lain. Sedangkan hubungan triad merupakan hubungan antara
tiga orang. Hubungan triad ini memiliki ciri lebih kompleks, tingkat keintiman/
kedekatan anatar individu lebih rendah, dan keputusan yang diambillebih
didasarkan voting atau suara terbanyak (dalam hubungan diad, keputusan diambil
melalui negosiasi). Hubungan interpersonal berdasarkan tujuan yang ingin
dicapai, dibagi menjadi 2, yaitu hubungan tugas dan hubungan sosial. Hubungan
tugas merupakan sebuah hubungan yang terbentuk karena tujuan menyelesaikan
sesuatu yang tidak dapat dikerjakan oleh individu sendirian. Misalnya hubungan
antara pasien dengan dokter, hubungan mahasiswa dalam kelompok untuk
mengerjakan tugas, dan lainlain. Sedangkan hubungan sosial merupakan hubungan
yang tidak terbentuk dengan tujuan untuk menyelesaikan sesuatu.
Hubungan
ini terbentuk (baik secara personal dan sosial). Sebagai contoh adalah hubungan
dua sahabat dekat, hubungan dua orang kenalan saat makan siang dan
sebagianyaHubungan interpersonal berdasarkan jangka waktu juga dibagi menjadi
2,yaitu hubungan jangka pendek dan hubungan jangka panjang. Hubungan jangka
pendek merupakan hubungan yang hanya berlangsung sebentar. Misalnya hubungan
antara dua orang yang saling menyapa ketika bertemu di jalan.Sedangkan hubungan
jangka panjang berlangsung dalam waktu yang lama. Semakin lama suatu hubungan
semakin banyak investasi yang ditanam didalamnya (misalnya berupa emosi atau
perasaaan, materi, waktu, komitmen dan sebagainya). Dan karena investasi yang
ditanam itu banyak maka semakin besar usaha kita untuk mempertahankannya.
Selain ketiga jenis hubungan interpersonal yang sudah dijelaskan di atas,masih
terdapat satu lagi jenis hubungan interpersonal yang didasarkan atas tingkat
kedalaman atau keintiman, yaitu hubungan biasa dan hubungan akrab atau
intim.Hubungan biasa merupakan hubungan yang sama sekali tidak dalam atau
impersonal atau ritual. Sedangkan hubungan akrab atau intim ditandai dengan
penyingkapan diri (self-disclosure). Makin intim suatu hubungan, makin besar
kemungkinan terjadinya penyingkapan diri tentang hal-hal yang sifatnya
pribadi.Hubungan intim terkait dengan jangka waktu, dimana keintiman akan tumbuh
padajangka panjang. Karena itu hubungan intim akan cenderung dipertahankan
karenainvestasi yang ditanamkan individu di dalamnya dalam jangka waktu yang
lama telahbanyak. Hubungan ini bersifat personal dan terbebas dari hal-hal yang
ritual.
E.
Faktor Yang Mempengaruhi Hubungan Interpersonal
Terdapat
beberapa hal yang mempengaruhi hubungan interpersonal,yaitu:
1. Komunikasi efektif
Komunikasi
interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan antara pemangku kepentingan
terbangun dalam situasi komunikatif—interaktif dan menyenangkan. Efektivitas
komunikasi sangat ditentukan oleh validitas informasi yang disampaikan dan
keterlibatan dalam memformulasikan ide atau gagasan secara bersama. Bila
berkumpul dalam satu kelompok yang memiliki kesamaan pandangan akan membuat
gembira, suka dan nyaman. Sebaliknya bila berkumpul dengan orang atau kelompok
yang benci akan membuat tegang resah dan tidak enak.
2. Ekspresi wajah
Ekspresi
wajah menimbulkan kesan dan persepsi yang sangat menentukan penerimaan individu
atau kelompok. Senyuman yang dilontarkan akan menunjukkan ungkapan bahagia,
mata melotot sebagai kemarahan dan seterusnya. Wajah telah lama menjadi sumber
informasi dalam komunikasi interpersonal. Wajah merupakan alat komunikasi yang
sangat penting dalam menyampaikan makna dalam beberapa detik raut wajah akan
menentukan dan menggerakkan keputusan yang diambil. Kepekaan menangkap emosi
wajah sangat menentukan kecermatan tindakan yang akan diambil.
3. Kepribadian
Kepribadian
sangat menentukan bentuk hubungan yang akan terjalin. Kepribadian
mengekspresikan pengalaman subjektif seperti kebiasaan, karakter dan perilaku.
Faktor kepribadian lebih mengarah pada bagaimana tanggapan dan respon yang akan
diberikan sehingga terjadi hubungan. Tindakan dan tanggapan terhadap pesan
sangat tergantung pada pola hubungan pribadi dan karakteritik atau sifat yang
dibawanya.
4. Stereotyping
Stereotyping
merupakan cara yang banyak ditemukan dalam menilai orang lain yang dinisbatkan
pada katagorisasi tertentu. Cara pandang ini kebanyakan menimbulkan prasangka
dan gesekan yang cukup kuat, terutama pada saat pihak-pihak yang berkonflik
sulit membuka jalan untuk melakukan
perbaikan.Individu
atau kelompok akan merespon pengalaman dan lingkungan dengan cara memperlakukan
anggota masyarakat secara berbeda atau cenderung melakukan pengelompokan
menurut jenis kelamin, cerdas, bodoh, rajin, atau malas. Penggunaan cara ini
untuk menyederhanakan begitu banyak stimuli yang diterimanya dan merupakan
pengkatagorian pengalaman untuk memperoleh informasi tambahan dengan segera.
5. Kesamaan karakter personal
Manusia
selalu berusaha mencapai konsistensi dalam sikap dan perilakunya atau kita
cenderung menyukai orang lain, kita ingin mereka memilih sikap yang sama dengan
kita, dan jika menyukai orang, kita ingin memilih sikap mereka yang sama.
Orang-orang yang memiliki kesamaan dalam nilai-nilai,norma, aturan, kebiasaan,
sikap, keyakinan, tingkat sosial ekonomi, budaya, agama, ideologis, cenderung
saling menyukai dan menerima keberadaan masing-masing.
6. Daya tarik
Dalam
hukum daya tarik dapat dijelaskan bahwa cara pandang orang lain terhadap diri
individu akan dibentuk melalui cara berfikir, bahasa dan tindakan yang khas.
Orang pintar, pandai bergaul, ganteng atau cantik akan cenderung ditanggapi dan
dinilai dengan cara yang menyenangkan dan
dianggap
memiliki sifat yang baik. Meskipun apa yang disebut gagah, cantik atau pandai
bergaul belum disepakati, namun sebagian relatif menerima orang sebagai pandai
cantik atau gagah. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa daya tarik seseorang
baik fisik maupun karakter sering menjadi penyebab tanggapan dan penerimaan
personal. Orang-orang yang memiliki daya tarik
cederung
akan disikapi dan diperlakukan lebih baik, sopan dan efektif untuk mempengaruhi
pendapat orang lain.
7. Ganjaran
Seseorang
lebih menyenangi orang lain yang memberi penghargaan atau ganjaran berupa
pujian, bantuan, dorongan moral. Kita akan menyukai orang yang menyukai dan
memuji kita. Interaksi sosial ibaratnya transaksi dagang, dimana seseorang akan
melanjutkan interaksi bila laba lebih banyak
dari
biaya. Bila pergaulan seorang pendamping masyarakat dengan orang-orang
disekitarnya sangat menyenangkan, maka akan sangat menguntungkan ditinjau dari
keberhasilan program, menguntungkan secara ekonomis, psikologis dan sosial.
8. Kompetensi
Setiap
orang memiliki kecenderungan atau tertarik kepada orang lain karena prestasi
atau kemampuan yang ditunjukkannya. Masyarakat akan cenderung menanggapi
informasi dan pesan dari orang berpengalaman, ahli dan profesional serta mampu
memberikan kontribusi secara intelektual, sikap dan mampu memberikan solusi
terhadap masalah yang dihadapi. Dalam situasi krisis, para pihak yang
berkonflik membutuhkan bantuan teknis dan bimbingan dari individu yang
dipercaya dan mampu menumbuhkan kerjasama untuk mendorong penyelesaian
Intimasi dan Hubungan Pribadi.
Pendapat
beberapa ahli mengenai intimasi, di antara lain yaitu :
a) Shadily dan Echols (1990) mengartikan
intimasi sebagai kelekatan yang kuat yang didasarkan oleh saling percaya dan
kekeluargaan.
b) Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan
intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk
mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain.
c) Steinberg (1993) berpendapat bahwa suatu
hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari
oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi
masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling berbagi
kegemaran dan aktivitas yang sama.
d) Levinger & Snoek (Brernstein dkk,
1988) merupakan suatu bentuk hubungan yang berkembang dari suatu hubungan yang
bersifat timbal balik antara dua individu. Keduanya saling berbagi pengalaman
dan informasi, bukan saja pada hal-hal yang berkaitan dengan fakta-fakta umum
yang terjadi di sekeliling mereka, tetapi lebih bersifat pribadi seperti
berbagi pengalaman hidup, keyakinan-keyakinan, pilihan-pilihan, tujuan dan
filosofi dalam hidup. Pada tahap ini akan terbentuk perasaan atau keinginan
untuk menyayangi, memperdulikan, dan merasa bertangung jawab terhadap hal-hal
tertentu yang terjadi pada orang yang dekat dengannya.
e) Atwater (1983) mengemukakan bahwa
intimasi mengarah pada suatu hubungan yang bersifat informal, hubungan
kehangatan antara dua orang yang diakibatkan oleh persatuan yang lama. Intimasi
mengarah pada keterbukaan pribadi dengan orang lain, saling berbagi pikiran dan
perasaan mereka yang terdalam. Intimasi semacam ini membutuhkan komunikasi yang
penuh makna untuk mengetahui dengan pasti apa yang dibagi bersama dan
memperkuat ikatan yang telah terjalin. Hal tersebut dapat terwujud melalui
saling berbagi dan
membuka
diri, saling menerima dan menghormati, serta kemampuan untuk merespon kebutuhan
orang lain (Harvey dan Omarzu dalam Papalia dkk, 2001).
Dalam
suatu hubungan juga perlu adanya companionate love, passionate love dan
intimacy love. Karena apabila kurang salah satu saja di dalam suatu hubungan
atau mungkin hanya salah satu di antara ketiganya itu di dalam suatu hubungan
maka yang akan terjadi adalah hubungan tersebut tidak akan berjalan dengan
langgeng atau awet, justru sebaliknya setiap pasangan tidak merasakan
kenyamanan dari pasangannya tersebut sehingga yang terjadi adalah hubungan
tersebut bubar dan tidak akan ada lagi harapan untuk membangun hubungan yang
harmonis dan langgeng.
Komunikasi
yang selalu terjaga, kepercayaan, kejujuran dan saling terbuka pun menjadi
modal yang cukup untuk membina hubungan yang harmonis. Maka jangan kaget
apabila komunikasi kita dengan pasangan tidak berjalan dengan mulus atau selalu
terjaga bisa jadi hubungan kita akan terancam bubar atau hancur. Tentu saja itu
akan menyakitkan hati kita dan setiap pasangan di dunia ini pun tidak pernah
menginginkan hal berikut.
Daftar
Pustaka :
Aronson
,Elliot .(2005).social psychology .upper saddle river :person prentice hall.
Hall,
S Calvin., Lindzey , Gardner., (2009). teori - teori psikodinamika,
yogyakarta:kanisius.
Jalaluddin
Rakhmat (1998): Psikologi Komunikasi, Edisi 12, PT Remaja Rosdakarya Offset,
Bandung.
www.psikologi.or.id//hubungan
personal.Undip
Intimacy
dan pertumbuhan
Sullivan
(Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian
seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain. Kemudian,
Steinberg (1993) berpendapat bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan
emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain,
keinginan untuk memperlihatkan pribadi masing-masing yang terkadang lebih
bersifat sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama.
Factor-factor
yang menumbuhkan hubungan interpersonal uang baik berhubungan dengan orang lain
tanpa menilai dan tanpa berusaha mengendalikan.factor kedua yang menumbuhkan
sikap percaya pada diri orang lain.Kejujuran, factor ketiga yang menumbuhkan
sikap percaya.sikap yang mengurangi sikap defensive dalam komunikasi.amat besar
pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif.
Teori-teori
tentang efek komunikasi yang oleh para pakar komunikasi tahun 1970-an dinamakan
pula hypodermic needle theory, teori ini mengasumsikan bahwa media memiliki
kekuatan yang sangat perkasa dan komunikan dianggap pasif atau tidak tahu
apa-apa. Teori peluru yang dikemukakan Wilbur Schramm pada tahun 1950-an ini
kemudian dicabut pada tahun 1970-an dan meminta kepada para pendukungnya yang
menganggap teori ini tidak ada. Sebab khalayak yang menjadi sasaran media ini
ternyata tidak pasif. Kemudian muncul teori model atau model efek terbatas,
Hovland mengatakan bahwa pesan komunikan efectif dalam menyebarkan informasi,
bukan dalam mengubah perilaku. Penelitian Cooper dan Jahoda pun menunjukan
bahwa persepsi selektif dapat mengurangi efektifitas sebuah pesan.
Contoh
: seorang gadis berjalan lenggak-lenggok seperti pragawati dan banyak pria
terpana padanya sampai-sampai tak berkedip, itu merupakan pola S – R. Proses
ini merupakan bentuk pertukaran informasi yang dapat menimbulkan efek untuk
mengubah tindakan komunikasi (communication act). Model S – R mengasumsikan bahwa
perilaku individu karena kekuatan stimulus yang datang dari luar dirinya, bukan
atas dasar motif dan sikap yang dimiliki.
Daftar
Pustaka : eprints.undip.ac.id/1094/1/skripsi.pdf
Dalam
suatu hubungan juga perlu adanya companionate love, passionate love dan
intimacy love. Karena apabila kurang salah satu saja di dalam suatu hubungan
atau mungkin hanya salah satu di antara ketiganya itu di dalam suatu hubungan
maka yang akan terjadi adalah hubungan tersebut tidak akan berjalan dengan
langgeng atau awet, justru sebaliknya setiap pasangan tidak merasakan
kenyamanan dari pasangannya tersebut sehingga yang terjadi adalah hubungan
tersebut bubar dan tidak akan ada lagi harapan untuk membangun hubungan yang
harmonis dan langgeng.
Komunikasi
yang selalu terjaga, kepercayaan, kejujuran dan saling terbuka pun menjadi
modal yang cukup untuk membina hubungan yang harmonis. Maka jangan kaget
apabila komunikasi kita dengan pasangan tidak berjalan dengan mulus atau selalu
terjaga bisa jadi hubungan kita akan terancam bubar atau hancur. Tentu saja itu
akan menyakitkan hati kita dan setiap pasangan di dunia ini pun tidak pernah
menginginkan hal berikut.
Sekian
tulisan saya kali ini semoga bermanfaat untuk kita semua, akhir kata saya
ucapkan wassalamualaikum wr wb.
SUMBER
:
· Aronson ,Elliot .(2005).social
psychology .upper saddle river :person prentice hall
· Hall, S Calvin., Lindzey , Gardner.,
(2009). teori - teori psikodinamika, yogyakarta:kanisius
· Jalaluddin Rakhmat (1998): Psikologi Komunikasi,
Edisi 12, PT Remaja Rosdakarya Offset, Bandung