Minggu, 25 November 2012

PENGGUNAAN TEKNOLOGI INTERNET DALAM BIDANG ILMU PSIKOLOGI


      Kini teknologi bukan hanya sebatas pada dunia cyber saja, atau dunia komputer saja, tetapi teknologi masa sekarang sudah berkembang sangat pesat dan telah merambah ke berbagai bidang ilmu pengetahuan lainnya. Karena ilmu pengetahuan bukan hanya didapat di buku, majalah, koran , ataupun dari ilmu yang sering di dapatkan di sekolah. Tetapi sekarang mulai muncul Teknologi informasi yang kini telah dikenal dengan luas, dan ternyata keberadaannya dapat dikaitkan dengan berbagai bidang ilmu pengetahuan termasuk ilmu psikologi. Salah satu bidang ilmu yang termasuk menggunakan Teknologi Informasi adalah Psikologi. Memang antara Psikologi dan Informasi Teknologi memiliki suatu kajian yang objek teoritis dan juga aspek-aspek yang berbeda mengenai hal apa yang menjadi objek ilmu tersebut, namun dalam beberapa hal keberadaan Teknologi Informasi bisa menjadi suatu ilmu yang membantu dalam mengupayakan pengembangan ilmu dan pemaksimalan dalam aplikasi ilmu Psikologi. Contohnya adalah e-counseling dan SPSS. Yaitu dua aplikasi yang membantu para psikolog yang bisa digunakan dalam bidang ilmu psikologi ini.
E-Counseling merupakan salah satu bentuk nyata aplikasi Teknologi Informasi dalam bidang Psikologi. Internet menawarkan suatu proses psikoterapis yang menggunakan suatu media komunikasi yang terbaru, dimana melalui media ini mereka dapat memberikan suatu intervensi psikoterapi yang disebut dengan E-counseling atau e-mail counseling. E-mail conseling merupakan pelayanan intervensi psikologi yang dilakukan melaui Internet, dimana proses terapi terlebih dahulu dilakukan melaui media ini, untuk kemudian menyususn rencana dalam melakukan intervensi psikologi secara face-to-face (secara langsung) yang akan dilakukannya. Fungsi dari e-counseling adalah untuk membantu terapis dalam mengumpulkan sejumlah data yang terkait dengan kliennya sebelum akhirnya terapis dan klien sepakat untuk bertemu secara langsung untuk melakukan proses terapis selanjutnya. Dalam aplikasi ini juga, psikoterapi online menawarkan tantangan etika baru bagi mereka para terapis yang tertarik untuk menggunakan media ini dalam memberikan suatu  pelayanan psikologi. Perbedaan antara komunikasi berbasis teks interaktif dan komunikasi verbal in-person menciptakan tantangan etika baru yang sebelumnya tidak di temui dalam terapi face-to-face (secara langsung).
Bentuk lain dari suatu penerapan teknologi dalam psikologi adalah program SPSS. Dimana program ini memang dibuat untuk membantu berbagai bidang ilmu dalam mempermudah pengembangan ilmu tersebut. Dalam ilmu psikologi pun dapat menggunakan aplikasi ini dalam membantu mengolah data. Data yang bisa diaplikasikan dalam SPSS adalah data secara kuantitatif. Aplikasi SPSS sangat membantu bidang psikologi ketika seseorang sedang melakukan penelitian di bidang psikologi dengan metode kuantitatif. Dalam penelitian jumlah suatu subjek yang dibutuhkan tidaklah sedikit, karena untuk memperoleh hasil yang akurat memerlukan cukup banyak subjek sebagai respondennya. Disinilah peranan SPSS sangat dibutuhkan, data yang telah diperoleh untuk diolah bukanlah data yang sedikit dan sangat melebihi daya tampung manusia jika pengolahan tersebut harus dilakukan secara manual, akan terjadi kelelahan, hasil yang tidak akurat, dan akan sangat membuang energi dalam pelaksanaanya, dengan aplikasi SPSS lah berbagai masalah yang muncul jika di olah secara manual dapat teratasi. Juga bisa menghitung data yang didapat jika melebihi dari jumlah yang ditentukan. Aplikasi ini sangatlah membantu menghitung keakuratan suatu data secara kuantitatif. Dan juga bisa dikatakan sebagai aplikasi dalam ilmu psikologi pada perhitungan statistika.


(http://www.jmir.org).
http://dwipa1.blogspot.com/2011/04/penerapan-teknologi-dalam-bidang.html

JEJARING SOSIAL


Jejaring Sosial seolah menjadi sebuah kata ‘penting’ yang mulai sering didengungkan dalam berbagai kesempatan, secara formal dan informal, disebutkan oleh para pakar dan orang awam. Apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan Jejaring Sosial itu? Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, tentu saja Jejaring Sosial itu adalah Media Sosial – sebuah tempat untuk melakukan aktifitas bersosialisasi – berbaur dan bergabung dengan orang lain.
Kata Jejaring Sosial menjadi populer ketika Facebook dan Twitter mulai dikenal oleh kalangan pengguna Internet, hal ini yang kemudian membuat Jejaring Sosial dan Internet menjadi tidak terpisahkan. Tidak heran, jika mendengar kata Jejaring Sosial maka pikiran orang orang tentu akan langsung tertuju pada Internet – Facebook, Twitter, Blogging dan semua fasilitas fasilitas lainnya yang menjembatani hubungan dan interaksi antar manusia.
Di Indonesia sendiri, kegiatan ber-Jejaring Sosial sebenarnya telah ada sejak lama – dengan bermunculannya berbagai macam forum diskusi berbasis web seperti KasKus misalnya, hanya saja demam Jejaring Sosial mulai terasa ketika sebuah situs pertemanan bernama Friendster mulai naik daun – saat itu banyak orang mulai merasa sangat penting untuk menampilkan sosok dirinya untuk dikenal orang lain.
Wabah Jejaring Sosial semakin menjadi jadi ketika Facebook mulai dikenal oleh masyarakat dunia – Facebook seolah menjadi wajib hukumnya bagi seseorang yang berkelana di Internet – tidak memandang umur tua dan muda, profesi pekerjaan dan lain lain – seolah merasa kurang lengkap jika bisa mengakses Internet tapi tidak memiliki account Facebook. Akses Facebook semakin mudah karena didukung dengan perkembangan teknologi dan kemudahan akses Internet – sekarang tidak perlu lagi sebuah personal komputer untuk mengakses Facebook – perkembangan teknologi mobile device yang bernama Handphone seseorang telah bisa bertemu dan berdiskusi dengan orang lain, bertemu dengan teman teman baru dan juga teman teman lama yang telah lama berpisah.
Manfaat Jejaring Sosial
Kita bisa membuat sebuah daftar yang panjang jika berbicara tentang manfaat Jejaring Sosial. Tapi satu hal yang paling penting adalah, dengan adanya Jejaring Sosial maka sebuah informasi bisa disampaikan dan tersebar dengan cepat. Jejaring Sosial juga bisa menjadi sebuah tempat untuk proses pembelajaran bagi para penggunanya.
Bahkan yang sedang menjadi ‘trend topik’ saat ini adalah – Jejaring Sosial bisa menjadi sebuah alat untuk membentuk dan memperkenalkan personal brand dan juga business brand yang dimiliki kepada orang lain. Para individu dan juga badan badan bisnis mulai melirik Jejaring Sosial sebagai sebuah kesempatan emas yang murah meriah untuk memperkenalkan ‘sesuatu’ kepada orang lain – mereka para individu mulai giat memperkenalkan apa dan siapa diri mereka kepda orang lain baik itu untuk tujuan pertemanan dan juga untuk tujuan yang bersifat profesional – sedangkan mereka para pengusaha juga mulai giat untuk ber-Jejaring Sosial guna memperkenalkan dan menawarkan jasa atau produk yang mereka miliki kepada para calon konsumen atau calon pembeli.
Tapi tentu saja tidak adil jika hanya bicara tentang keuntungan dari Jejaring Sosial, karena bagaikan pedang bermata dua – Jejaring Sosial juga memiliki efek samping yang bisa merugikan.
Keburukan Jejaring Sosial
Twitter, Facebook dan situs situs Jejaring Sosial lainnya bisa dikatakan sebagai sebuah tempat di mana setiap orang BEBAS untuk melakukan apa saja yang dikehendakinya.
Berbicara tentang sebuah kebebasan, seringkali para pengguna Jejaring Sosial terjebak dalamnya dan bagi mereka yang kurang pandai untuk menggunakannya malah sering dirugikan olehnya.
Banyak orang salah kaprah dalam menggunakan Jejaring Sosial, mereka menganggap Jejaring Sosial adalah sebuah tempat di mana mereka bisa mengeluarkan pendapat dan informasi APA SAJA – sebagian besar orang menjadikan Jejaring Sosial bagaikan sebuah diary atau buku harian pribadi – di mana mereka bebas melemparkan semua permasalahan hidup yang seharusnya tidak boleh diketahui orang lain, hal ini terkadang bisa berakibat fatal bagi diri sendiri karena ada ‘oknum’ tidak bertanggung jawab yang kemudian mengambil keuntungan pribadi dari permasalahan hidup orang lain. Mungkin anda masih ingat kasus penipuan dan juga penculikan yang terjadi akibat penggunaan Facebook beberapa waktu lalu?
Sesuatu Yang Harus Disadari
Sadar atau tidak, Internet sebagai Jejaring Sosial telah menjadi sebuah ‘dunia bayangan’ yang hampir mirip dengan dunia yang kita tempati dalam kehidupan sehari hari. Saat ini di Internet kita bisa melakukan berbagai hal yang dulu mungkin hanya bisa dilakukan dalam dunia nyata – di Internet kita bisa berkenalan dengan orang orang baru, berdiskusi dan bertukar informasi, menghadiri seminar atau webinar, berbisnis atau bertransaksi jual beli dan lain lain.
Sadar atau tidak, bahwa kita semua sebenarnya membawa semua ‘nilai’ yang ada di dalam diri sendiri ketika ‘hanyut’ dalam Jejaring Sosial. Saat ini seseorang tidak perlu lagi harus bertatap muka dengan diri kita jika hanya sekedar untuk menilai apa dan bagaimana kepribadian yang ada pada diri kita – Ya! Hanya cukup dengan memperhatikan apa yang kita lakukan di dalam Jejaring Sosial seseorang telah bisa langsung menilai apa dan bagaimana sebenarnya diri kita.


http://teknologi.kompasiana.com/internet/2012/01/03/jejaring-sosial-suatu-manfaat-keburukan-dan-sesuatu-yang-harus-disadari-social-networking-an-advantage-ugliness-and-something-that-must-be-realized-424377.html

Kamis, 01 November 2012

NETIQUETTE


Netiquette merupakan Etika dalam menggunakan Internet. Internet sebagai sebuah kumpulan komunitas, diperlukan aturan yang akan menjadi acuan orang-orang sebagai pengguna Internet, dimana aturan ini menyangkut batasan dan cara yang terbaik dalam memanfaatkan fasilitas Internet.
Sebenarnya Nettiquette in adalah hal yang umum dan biasa, sama hal nya dengan aturan-aturan biasa ketika kita memasuki komunitas umum dimana informasi sangat banyak dan terbuka.
Beberapa aturan yang ada pada Nettiquete ini adalah:
  1. Amankan dulu diri anda, maksudnya adalah amankan semua properti anda, dapat dimulai dari mengamankan komputer anda, dengan memasang anti virus atau personal firewall
  2. Jangan terlalu mudah percaya dengan Internet, sehingga anda dengan mudah mengunggah data pribadi anda. dan anda harus betul-betul yakin bahwa alamat URL yang anda tuju telah dijamin keamanannya.
  3. dan yang paling utama adalah, hargai pengguna lain di internet, caranya sederhana yaitu,:
a. jangan biasakan menggunakan informasi secara sembarangan, misalnya plagiat.
b. jangan berusaha untuk mengambil keuntungan secara ilegal dari Internet, misalkan melakukan kejahatan pencurian no kartu kredit
c. jangan berusaha mengganggu privasi orang lain, dengan mencoba mencuri informasi yang sebenarnya terbatas.
d. jangan menggunakan huruf kapital terlalu banyak, karena menyerupai kegiatan teriak-teriak pada komunitas sesungguhnya.
e. jangan flamming (memanas-manasi), trolling (keluar dari topik pembicaraan) ataupun junking (memasang post yang tidak berguna) saat berforum.


http://id.wikipedia.org/wiki/Netiquette

pengertian netiquette dan contoh kasus
Netiquettee adalah aturan dalam berinternet
Pada dasarnya netiquette merupakan panduan untuk bersikap dan berperilaku sesuai dengan kaidah normatif di lingkungan Internet. Dengan mematuhi peraturan ini, maka akan sangat bermanfaat dan membantu Anda dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain tanpa harus mengalami masalah atau tanpa harus mengalami salah pengertian dengan orang lain.

Contoh kasus :
kasus Prita Mulyasari seorang ibu 2 anak yang kecewa dengan pelayanan RS. Omni (Rumah Sakit Omni Internasional). Rasa kecewa itu ditumpahkan (curhat) melalui email dan disebarkan melalui mailing list. Akhirnya, berita kecewa itu menyebar dari satu email ke email lainnya, dari milis A ke milis B, dan seterusnya hingga akhirnya terbaca oleh pihak RS. Omni. Penyelesaian yang ditempuh dari pihak RS. Omni adalah dengan memperkarakan Prita dan berujung pada penjara dengan delik aduan pencemaran nama baik.
Kisah Prita yang didakwa dengan Pasal 27 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (Undang-Undang ITE) tentang pencemaran nama baik lewat dunia maya menimbulkan reaksi kontraproduktif dari pengguna internet (netter & blogger) Indonesia. Dengan teknologi internet, netter menumpahkan segala pendapat yang rata-rata menentang kesewenanganRS. Omni dengan menuliskannya di blog, mendiskusikan di forum online, milis, komentar blog, dan membuat komunitas maya mendukung pembebasan Prita Mulyasari dengan Facebook, dll.
Hal yang perlu dicermati adalah, kasus Prita dan RS. Omni telah menyebar dari mulut ke mulut dalam bungkus teknologi internet. Apalagi para netter yang mempunyai blog telah menuliskan pendapatnya di blognya masing-masing dan menciptakan beragam komentar didalamnya. Mayoritas atau mungkin secara keseluruhan, para netter menentang aksi yang dilakukan oleh RS. Omni. Hasilnya akan menciptakan citra buruk bagi rumah sakit tersebut.
Tanpa kita sadari, hal tersebut adalah publikasi gratis bagi Prita dan RS. Omni melalui dunia internet. Konsep internet marketing telah merasuk dalam menyikapi masalah kedua pihak. Kecaman dan beragam tanggapan adalah review dari pengguna internet (masyarakat) terhadap keberadaan sebuah produk. Kalau ditilik dari kasus Prita dan RS. Omni, sisi konsumen adalah Prita dan masyarakat. Sedangkan sisi penghasil produk adalah RS. Omni.
Salah satu hal yang perlu dipelajari bersama adalah, paradigma baru dalam penyebaran informasi produk bukan saja tercipta dari perusahaan yang bersangkutan, tetapi lebih kepada partisipasi publik. Internet adalah media super cepat dalam menyebarkan informasi dan mendapatkan partisipasi aktif didalamnya.

Jika kita berbicara website komunitas jejaring sosial seperti Facebook, Myspace, Friendster dll, jutaan orang rela untuk saling berbagi informasi disana. Disamping itu, partisipasi dari para blogger dalam memberikan informasi apa adanya akan menjadi kekuatan ampuh terhadap arus perubahan. Jika diolah untuk bidang usaha, semua hal diatas adalah kekuatan dari sebuah internet marketing. (baliorange)
http://ayuwulandari4c.blogspot.com/2011/10/pengertian-netiquette-dan-contoh-kasus.html

MEDOTA PENGALAMATAN INTERNET


Pengalamatan Internet Protocol
Suatu alamat IP yang unik diperlukan bagi setiap komponen jaringan dan host yang berkomunikasi dengan memakai TCP/IP. Jaringan-jaringan TCP/IP biasanya dikategorikan menjadi tiga golongan utama yang sudah menetapkan ukurannya lebih dulu. Masing-masing jaringan dapat dibagi menjadi subjaringan-subjaringan yang lebih kecil oleh administrator sistem dengan memakai subnet mask untuk membagi suatu alamat IP menjadi dua bagian. Satu bagian mengidentifikasi host (komputer), bagian lainnya mengidentifikasi pemilik jaringan itu. Masing-masing host TCP/IP diidentifikasi oleh suatu alamat IP logis. Alamat IP adalah suatu alamat layer jaringan dan tidak bergantung pada alamat layer data-link (seperti suatu alamat kontrol akses media pada network interface card). Pada bagian ini, Anda akan belajar bagaimana pengalamatan IP pada suatu jaringan TCP/IP.
1. Alamat IP
Alamat IP merupakan sebuah angka 32-bit yang secara unik mengidentifikasi sebuah host (komputer atau device lain, misalnya printer atau router) pada suatu jaringan TCP/IP. Alamat IP pada umumnya dinyatakan dalam format desimal yang diberikan titik dengan empat angka yang dipisahkan oleh titik, misalnya 192.168.123.132.
Agar TCP/IP WAN bisa berjalan secara efektif sebagai sekumpulan jaringan, router yang menyampaikan paket-paket data di antara jaringan-jaringan tidak perlu mengetahui lokasi host yang sesungguhnya yang menjadi tujuan suatu paket informasi. Router hanya perlu mengetahui host itu merupakan suatu anggota jaringan apa dan memakai informasi yang disimpan di dalam tabel route-nya untuk menentukan bagaimana memperoleh paket ke jaringan milik host tujuan. Setelah paket dikirimkan ke jaringan tujuan, paket tersebut dikirimkan ke host yang tepat. Agar proses ini bisa berjalan, suatu alamat IP mempunyai dua bagian: ID jaringan dan ID host.
2. ID Jaringan
ID jaringan mengidentifikasi host TCP/IP yang diletakkan pada jaringan fisik yang sama. Semua host pada jaringan fisik yang sama harus diberikan ID jaringan yang sama agar bisa berkomunikasi satu sama lain. Jika router menghubungkan jaringan-jaringan Anda, seperti ditampilkan pada Gambar 2, maka ID jaringan yang unik dibutuhkan bagi setiap koneksi area yang luas. Misalnya, dalam uraian di bawah ini:
  • Jaringan 1 dan 2 mencerminkan dua jaringan yang di-routed.
  • Jaringan 3 mencerminkan koneksi WAN di antara router-router.
  • Jaringan 3 memerlukan sebuah ID jaringan sehingga interface di antara dua router itu dapat diberikan ID host yang unik.



Catatan:
Bila Anda berencana untuk menghubungkan jaringan Anda ke Internet, maka Anda mesti memperoleh bagian ID jaringan dari alamat IP. Hal ini akan menjamin keunikan ID jaringan IP. Untuk pemberian nomor jaringan IP dan registrasi nama domain, silahkan hubungi provider layanan Internet Anda.
3. ID Host
ID host mengidentifikasi suatu host di dalam sebuah jaringan. ID host harus unik supaya jaringan itu bisa ditandai oleh ID jaringan. Suatu alamat IP mengidentifikasi lokasi sistem pada jaringan melalui cara yang sama sebagaimana sebuah alamat jalan raya mengidentifikasi sebuah rumah di dalam blok sebuah kota seperti diuraikan terlihat pada Gambar 2. berikut ini.
4. Notasi Desimal Bertitik
Ada dua format untuk menunjuk sebuah alamat IP – notasi desimal bertitik dan biner. Seperti diuraikan pada Gambar 3. masing-masing alamat IP memiliki panjang 32-bit dan disusun dari empat bagian 8-bit. Bagian 8-bit ini dikenal sebagai octet. Contoh alamat IP 192.168.123.132 menjadi 11000000.10101000.01111011.10000100 dalam format biner. Angka-angka desimal yang dipisahkan oleh tanda titik dalam notasi desimal bertitik merupakan octet yang dikonversikan dari biner menjadi notasi desimal. Octet men-cerminkan sebuah angka desimal yang bervariasi dari nol sampai 255 dan seluruh 32 bit dari alamat IP dialokasikan ke ID jaringan dan ID host seperti diperlihatkann Gambar 4. berikut.
5. Konversi Alamat IP dari Biner Menjadi Desimal
Untuk mengelola TCP/IP pada jaringan, Anda harus mampu mengonversi nilai bit dalam suatu octet dari kode biner menjadi suatu format desimal. Dalam format biner, masing-masing bit di dalam octet memiliki nilai desimal yang ditugaskan. Bit yang diatur menjadi 0 selalu mempunyai nilai 0 dan bit yang diatur menjadi 1 dapat dikonversikan menjadi nilai desimal. Bit yang berurutan nilai kecil mencerminkan nilai desimal 1. Bit yang berurutan nilai besar mencerminkan nilai desimal 128. Nilai desimal tertinggi dari suatu octet adalah 255 – artinya, ketika semua bit diatur menjadi 1 seperti terlihat pada Gambar 4. berikut ini.
Di bawah ini tersaji tabel yang memperlihatkan bit-bit di dalam satu octet yang dikonversikan dari kode biner menjadi sebuah nilai desimal.
Kode Biner
Nilai Bit
Nilai Desimal
00000000
0
0
00000001
1
1
00000011
1+2
3
00000111
1+2+4
7
00001111
1+2+4+8
15
00011111
1+2+4+8+16
31
00111111
1+2+4+8+16+32
63
01111111
1+2+4+8+16+32+64
127
11111111
1+2+4+8+16+32+64+128
255
6. Penggolongan Alamat
Alamat-alamat Internet yang saat ini Anda kenal dialokasikan oleh InterNIC (http://www.internic.net). InterNIC ini adalah organisasi yang mengelola Internet. Alamat IP tersebut dibagi menjadi golongan-golongan. Golongan yang paling lazim adalah Golongan A, B, dan C. Golongan D dan E memang ada, tetapi pada umumnya tidak dipakai oleh end user. Masing-masing golongan alamat memiliki default subnet mask yang berbeda. Anda dapat mengidentifikasi golongan alamat IP dengan melihat octet pertamanya. Di bawah ini tersaji berbagai alamat Internet Golongan A, B, dan C, masing-masing dengan contoh alamatnya.
Alamat Golongan A diberikan ke jaringan dengan sejumlah besar host. Jaringan Golongan A memakai default subnet mask 255.0.0.0 dan mempunyai 0-126 sebagai octet pertamanya. Alamat 10.52.36.11 adalah alamat Golongan A. Octet pertamanya adalah 10, yang terletak di antara 1 dan 126 yang termasuk inklusif.
Alamat Golongan B diberikan ke jaringan berukuran sedang sampai jaringan berukuran besar. Jaringan Golongan B memakai default subnet mask 255.255.0.0 dan memiliki 128-191 sebagai octet pertamanya. Alamat 172.16.52.63 adalah alamat Golongan B. Octet pertamanya adalah 172, yang terletak di antara 128 dan 191 yang termasuk inklusif.
Alamat Golongan C dipakai untuk LAN yang kecil. Jaringan Golongan C memakai default subnet mask 255.255.255.0 dan mempunyai 192-223 sebagai octet pertamanya. Alamat 192.168.123.132 merupakan alamat Golongan C. Octet pertamanya adalah 192, yang terletak di antara 192 dan 223 yang termasuk inklusif.
Golongan alamat menentukan bit manakah yang dipakai untuk ID jaringan dan bit manakah yang dipakai untuk ID host seperti diuraikan pada Gambar 5. Golongan juga menentukan jumlah jaringan yang mungkin dan jumlah host pada setiap jaringan.
Perbedaan di antara alamat-alamat golongan A, B, dan C seperti terlihat pada gambar 7 berikut ini..
7. Pedoman Alamat IP
Kendati tidak terdapat aturan bagaimana memberikan alamat IP, namun pastikan untuk memberikan ID host dan ID jaringan yang valid. Ada beberapa pedoman umum yang harus Anda ikuti ketika memberikan ID host dan ID jaringan:
  • ID jaringan tidak dapat berupa angka 127. ID ini disediakan untuk fungsi diagnostik dan fungsi loopback.
  • Bit ID host dan bit ID jaringan tidak dapat seluruhnya berbentuk 1. Jika semua bit diatur menjadi 1, maka alamat ditafsirkan sebagai suatu siaran, bukan ID host.
  • Bit ID host dan bit ID jaringan tidak dapat seluruhnya berbentuk 0. Bila semua bit diatur menjadi 0, maka alamat yang ditafsirkan bisa berarti “hanya jaringan ini.”
  • ID host harus unik bagi ID jaringan lokal.
  • ID jaringan yang unik dibutuhkan bagi setiap jaringan dan koneksi area yang luas. Kalau Anda sedang berhubungan ke Internet umum, maka Anda diminta untuk memperoleh ID jaringan.
  • Semua host TCP/IP, termasuk interface hingga router, memerlukan ID host yang unik. ID host pada router itu adalah alamat IP yang dikonfigurasikan sebagai default gateway milik workstation.
Masing-masing host pada suatu jaringan TCP/IP memerlukan subnet mask – entah default subnet mask, yang dipakai ketika suatu jaringan tidak dibagi menjadi subnet ataupun subnet mask yang lazim, yang dipakai saat suatu jaringan dibagi menjadi subnet. Subnet mask adalah alamat 32-bit yang dipakai untuk menghalangi atau “menutupi” suatu bagian dari alamat jaringan demi membedakan ID jaringan dari ID host. Hal ini memang perlu sehingga TCP/IP dapat menentukan apakah suatu alamat IP diletakkan pada jaringan lokal atau jaringan yang jauh. Default subnet mask yang Anda pakai tergantung pada golongan alamat seperti ditampilkan pada
Catatan: Masing-masing host TCP/IP diidentifikasi oleh suatu alamat IP yang logis dan suatu alamat IP yang unik diperlukan bagi setiap komponen jaringan dan host yang berkomunikasi dengan memakai TCP/IP. Setiap alamat IP menentukan ID host dan ID jaringan. Suatu alamat IP memiliki panjang 32-bit dan disusun dari empat field 8-bit, yang dinamakan octet. Ada lima golongan alamat. Microsoft mendukung alamat-alamat Golongan A, B, dan C yang diberikan ke host. Setiap golongan alamat dapat menampung jaringan-jaringan dari ukuran yang berbeda.
Ada beberapa pedoman yang harus Anda ikuti untuk memastikan Anda memberikan alamat IP yang valid. Semua host pada suatu jaringan tertentu mesti memiliki ID jaringan yang sama agar bisa berkomunikasi satu sama lain. Seluruh host TCP/IP, termasuk interface hingga router, memerlukan ID host yang unik.