TULISAN 2
Stress
1. Pengertian Stress
a. Arti penting stress
Stress merupakan suatu
keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis. Dapat dikatakan juga
stress adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan,
perubahan, ketegangan emosi, dan lain-lain.
- Menurut Hans Selye, “Stress adalah respon
manusia yang bersifat nonspesifik terhadap setiap tuntutan kebutuhan yang ada
dalam dirinya.”
GAS (General Adaptation
Syndrom) merupakan respon fisiologis dari seluruh tubuh terhadap stress. Respon
yang terlibat didalam nya adalah sistem saraf otonom dan sistem endokrin.
Terdapat 3 fase, yaitu :
- Fase Alarm (waspada)
- Fase Resistance (melawan)
- Fase Exhaustion (kelelahan)
- Faktor-faktor individual dan sosial yang
menjadi penyebab stress, yaitu :
- Faktor Individu
Biasanya yang menyebabkan
diri individu mengalami stress berasal dari keadaan atau kondisi
keluarga,seperti salah pola asuh, broken home, keadaan ekonomi yang sulit,
serta kurangnya kecocokan dengan aturan keluarga. Itu semua hanya sebagian
kecil faktor individu yang menyebabkan stress.
- Faktor Sosial
Seseorang mengalami
stress bukan hanya karena faktor individu saja, melainkan dikarenakan faktor
sosialnya juga. Faktor sosial yang dimaksud seperti disebabkan karena bencana
alam (gempa bumi, tsunami, longsor, banjir, kebakaran, dan lain-lain). Karena
sebab-sebab itulah biasanya individu tersebut merasakan goncangan yang sangat
kuat dan jika individu tersebut tidak bias terima keadaan tersebut maka akan
menyebabkan seseorang mengalami stress.
b. Tipe-tipe Stress
Tipe-tipe stress terbagi
menjadi empat, yaitu :
= Tekanan
Biasanya tekanan muncul
tidak hanya dalam diri sendiri, mealinkan di luar diri juga. Karena biasanya
apa yang menjadi pandangan kita terkadang bertentangan dengan pandangan orang
tua, itu yang terkadang menjadi salah satu tekanan psikologis bagi seorang anak
yang akan menimbulkan stress pada anak tersebut.
= Frustasi
Suatu kondisi psikologis
yang tidak menyenangkan sebagai akibat terhambatnya seseorang dalam mencapai
apa yang diinginkannya.
- Konflik
Perbedaan pendapat,
perbedaan cara pandang bahkan perbedaan pandangan dalam mencapai suatu tujuan
itu akan menimbulkan koflik. Biasanya tidak hanya konflik dengan diri sendiri,
banyak juga konflik ini terjadi antar beberapa orang, kelompok, bahkna
organisasi.
- Kecemasan
Khawatir, gelisah, takut
dan perasaan semacamnya itu merupakn suatu tanda atau sinyal
seseorang mengalami
kecemasan. Biasanya kecemasan di timbulkan karena adanya rasa
kurang nyaman, rasa tidak
aman atau merasa terancam pada dirinya.
c. Pendekatan problem solving terhadap
stress
Proses mental dan
intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan masalah berdasarkan data dan
informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang cermat dan
akurat. Atau ketika kita mendapatkan masalah dan membuat kita stress, lebih
baik kita berdoa dan memohon petunjuk dari yang Maha Kuasa.
- Strategi coping yang spontan mengatasi
stress, yaitu :
Menurut Lazanus, penanganan
stress atau coping terdiri dari dua bentuk, yaitu :
- Problem-Pocused Coping (coping yang
berfokus pada masalah)
Penanganan stress atau
coping yang digunakan oleh individu yang mengahadapi masalahnya dan berusaha
menyelesaikannya.
- Emotional-Pocused Coping (coping yang
berfokus pada emosi)
Penanganan stress dimana
individu memberikan respon terhadap situasi stress dengan cara emosional,
terutama dengan penilaian defensive.
Sumber :
http://goenable.wordpress.com/tag/hans-selye/
http://naypsikosa.wordpress.com/2012/04/21/apa-yang-anda-ketahui-tentang-stress/
Stress
1. Pengertian Stress
a. Arti penting stress
Stress merupakan suatu
keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis. Dapat dikatakan juga
stress adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan,
perubahan, ketegangan emosi, dan lain-lain.
- Menurut Hans Selye, “Stress adalah respon
manusia yang bersifat nonspesifik terhadap setiap tuntutan kebutuhan yang ada
dalam dirinya.”
GAS (General Adaptation
Syndrom) merupakan respon fisiologis dari seluruh tubuh terhadap stress. Respon
yang terlibat didalam nya adalah sistem saraf otonom dan sistem endokrin.
Terdapat 3 fase, yaitu :
- Fase Alarm (waspada)
- Fase Resistance (melawan)
- Fase Exhaustion (kelelahan)
- Faktor-faktor individual dan sosial yang
menjadi penyebab stress, yaitu :
- Faktor Individu
Biasanya yang menyebabkan
diri individu mengalami stress berasal dari keadaan atau kondisi
keluarga,seperti salah pola asuh, broken home, keadaan ekonomi yang sulit,
serta kurangnya kecocokan dengan aturan keluarga. Itu semua hanya sebagian
kecil faktor individu yang menyebabkan stress.
- Faktor Sosial
Seseorang mengalami
stress bukan hanya karena faktor individu saja, melainkan dikarenakan faktor
sosialnya juga. Faktor sosial yang dimaksud seperti disebabkan karena bencana
alam (gempa bumi, tsunami, longsor, banjir, kebakaran, dan lain-lain). Karena
sebab-sebab itulah biasanya individu tersebut merasakan goncangan yang sangat
kuat dan jika individu tersebut tidak bias terima keadaan tersebut maka akan
menyebabkan seseorang mengalami stress.
b. Tipe-tipe Stress
Tipe-tipe stress terbagi
menjadi empat, yaitu :
= Tekanan
Biasanya tekanan muncul
tidak hanya dalam diri sendiri, mealinkan di luar diri juga. Karena biasanya
apa yang menjadi pandangan kita terkadang bertentangan dengan pandangan orang
tua, itu yang terkadang menjadi salah satu tekanan psikologis bagi seorang anak
yang akan menimbulkan stress pada anak tersebut.
= Frustasi
Suatu kondisi psikologis
yang tidak menyenangkan sebagai akibat terhambatnya seseorang dalam mencapai
apa yang diinginkannya.
- Konflik
Perbedaan pendapat,
perbedaan cara pandang bahkan perbedaan pandangan dalam mencapai suatu tujuan
itu akan menimbulkan koflik. Biasanya tidak hanya konflik dengan diri sendiri,
banyak juga konflik ini terjadi antar beberapa orang, kelompok, bahkna
organisasi.
- Kecemasan
Khawatir, gelisah, takut
dan perasaan semacamnya itu merupakn suatu tanda atau sinyal
seseorang mengalami
kecemasan. Biasanya kecemasan di timbulkan karena adanya rasa
kurang nyaman, rasa tidak
aman atau merasa terancam pada dirinya.
c. Pendekatan problem solving terhadap
stress
Proses mental dan
intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan masalah berdasarkan data dan
informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang cermat dan
akurat. Atau ketika kita mendapatkan masalah dan membuat kita stress, lebih
baik kita berdoa dan memohon petunjuk dari yang Maha Kuasa.
- Strategi coping yang spontan mengatasi
stress, yaitu :
Menurut Lazanus, penanganan
stress atau coping terdiri dari dua bentuk, yaitu :
- Problem-Pocused Coping (coping yang
berfokus pada masalah)
Penanganan stress atau
coping yang digunakan oleh individu yang mengahadapi masalahnya dan berusaha
menyelesaikannya.
- Emotional-Pocused Coping (coping yang
berfokus pada emosi)
Penanganan stress dimana
individu memberikan respon terhadap situasi stress dengan cara emosional,
terutama dengan penilaian defensive.
Sumber :
http://goenable.wordpress.com/tag/hans-selye/
http://naypsikosa.wordpress.com/2012/04/21/apa-yang-anda-ketahui-tentang-stress/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar