Tugas 2 Psikologi Manajemen
Pengorganisasian Struktur Manajemen
a. Definisi
pengorganisasian
Pengorganisasian adalah
suatu proses penentuan, pengelompokan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas
yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap
aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang
secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan
aktivitas-aktivitas tersebut.
G.R Terry memberikan
pengertian Pengorganisasian dalam pengertian real ( real sense ) menunjukkan
hubungan antara manusia sebagai akibat organisasi. Dalam pengertian abstrak
menurut G.R Terry menunjukkan hubungan antara-unit-unit/ departemen-departemen
kerja.
b. Definisi struktur organisasi
Struktur organisasi (disain organisasi) dapat didefinisikan sebagai
mekanisme-mekanisme formal dengan mana
organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan
perwujudan pola tetap hubugan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian,
atau posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas
wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda-bedadalam suatu organisasi. Struktur
ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi,
sentralisasi, atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran
(ukuran) satuan kerja.
c. Pengorganisasian sbg
fungsi manajemen
Merupakan fungsi dari
manajemen yang merupakan proses dalam mengatur manusia, tugas, wewenang dan
tanggung jawab dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi untuk
Manajemen yaitu dapat mengatur kegiatan dalam suatu perusahaan, mengadakan
pembagian kerja dan mengatur orang-orang.
Actuating Manajemen
a. Definisi actuating
Actuating adalah suatu
tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota keompok berusaha untuk mencapai
sasaran yang sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi.
Jadi actuating artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan
sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-bersama untuk mencapai tujuan
yang dikehendaki secara efektif.
Dalam hal ini, George R.
Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha mengerakkan
anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan
berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota
perusahaan tersebut. Oleh karena itu para anggota itu juga ingin mencapai
sasaran tersebut
b. Pentingnya actuating
Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan
langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian
yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi
sumber daya manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya
manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja
organisasi. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran,
keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program
kerja organisasi yang telah ditetapkan.
c. Prinsip actuating
Prinsip-Prinsip Penggerakan menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip
dalam penggerakan/actuating antara lain:
1. Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
2. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
3. Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
4. Menghargai hasil yang baik dan sempurna
5. Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
6. Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
7. Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya
Mengendalikan Fungsi Manajemen
a. Definisi mengendalikan
(controlling)
Definisi pengawasan (controlling) yang dikemukakan oleh Robert J.
Mockler adalah suatu usaha untuk
menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang
system informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang
telah diterapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan,
serta menganbil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua
sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien
dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
b. Langkah-langkah dalam
control
Ada tiga tipe dasar pengawasan (controlling), yaitu :
1. Pengawasan pendahuluan
(feedforward control).
Pengawasan pendahuluan atau sering disebut steering controls,
dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan-penyimpangan
dari standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap
kegiatan tertentu diselesaikan. Jadi, pendekatan pengawasan ini lebih aktif dan
agresif, dengan mendeteksi masalah-masalah dan mengambil tindakan yang
diperlukan sebelum suatu masalah terjadi. Pengawasan ini akan lebih efektif
hanya bila manajer mampu mendapatkan informasi akurat dan tepat pada waktunya
tentang perubahan-perubahan dalam lingkungan atau tentang perkembangan terhadap
tujuan-tujuan yang diiinginkan.
2. Pengawasan “concurrent”
Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan
(concurrent control). Pengawasan ini, sering disebut pengawasan “YA-TIDAK”. Screening control atau “berhenti-terus”,
dilakukan selama suatu kegiatan berlangsung. Tipe pengawasan ini merupakan
proses dimana aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dulu, atau
syarat tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan-kegiatan bisa dilanjutkan,
atau menjadi semacam peralatan “double-check” yang lebih menjamin ketepatan
pelaksanaan kegiatan.
3. Pengawasan umpan balik
Pengawasan umpan balik (feedback control). Pengawasan unpan balik
juga sering dikenal sebagai past-action controls, mengukur hasil-hasil dari
suatu kegiatan yang telah diselesaikan. Sebab-sebab penyimpangan dari rencana
atau standar ditentukan, dan penemuan-penemuan diterapkan untuk
kegiatan-kegiatan serupa di masa yang akan datang. Pengawasan ini bersifat historis,
pengukuran dilakukan setalah kegiatan terjadi.
c. Tipe-tipe control
Ada tiga tipe dasar
pengawasan (controlling) yaitu :
1) Pengawasan pendahuluan
(feedforward control).
Pengawasan pendahuluan atau sering disebut steering controls,
dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan-penyimpangan
dari standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap
kegiatan tertentu diselesaikan. Jadi, pendekatan pengawasan ini lebih aktif dan
agresif, dengan mendeteksi masalah-masalah dan mengambil tindakan yang
diperlukan sebelum suatu masalah terjadi. Pengawasan ini akan lebih efektif
hanya bila manajer mampu mendapatkan informasi akurat dan tepat pada waktunya
tentang perubahan-perubahan dalam lingkungan atau tentang perkembangan terhadap
tujuan-tujuan yang diiinginkan.
2) Pengawasan
“concurrent”
Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan
(concurrent control). Pengawasan ini, sering disebut pengawasan
“YA-TIDAK”. Screening control atau
“berhenti-terus”, dilakukan selama suatu kegiatan berlangsung. Tipe pengawasan
ini merupakan proses dimana aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui
dulu, atau syarat tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan-kegiatan bisa
dilanjutkan, atau menjadi semacam peralatan “double-check” yang lebih menjamin
ketepatan pelaksanaan kegiatan.
3) Pengawasan umpan balik
Pengawasan umpan balik (feedback control). Pengawasan unpan balik
juga sering dikenal sebagai past-action controls, mengukur hasil-hasil dari
suatu kegiatan yang telah diselesaikan. Sebab-sebab penyimpangan dari rencana
atau standar ditentukan, dan penemuan-penemuan diterapkan untuk
kegiatan-kegiatan serupa di masa yang akan datang. Pengawasan ini bersifat
historis, pengukuran dilakukan setalah kegiatan terjadi.
d. Control proses
manajemen
Proses pengendalian
manajemen adalah kegiatan yang digunakan oleh seluruh manjemen untuk menjamin
baha anggota organisasi bawahan yag di supervisi akan mengimplementasikan
strategi yang ditetapkan. Batas pengendalian kontol manajemen adalah :
Strategy Formulation
Management Control
Task Control
Handoko, H. T. Dr. 1986 Manajemen
Gadjah Mada, Yogyakarta
Rusli. R, Adi.W, Asas-asa Manajemen
UT
http://www.slideshare.net/defina/ornaisasi-dalammanajemen2
.P Hasibuan,
Drs.Malayu.1984.Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah.PT Gunung Agung:Jakarta
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29304/4/Chapter%20II.pdf
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2205936-pengertian-pelaksanaan-actuating/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar