Rabu, 30 Oktober 2013

Tugas 2 Psikologi Manajemen



Tugas 2 Psikologi Manajemen
Pengorganisasian Struktur Manajemen
a.       Definisi pengorganisasian
      Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.
        G.R Terry memberikan pengertian Pengorganisasian dalam pengertian real ( real sense ) menunjukkan hubungan antara manusia sebagai akibat organisasi. Dalam pengertian abstrak menurut G.R Terry menunjukkan hubungan antara-unit-unit/ departemen-departemen kerja.
b.      Definisi struktur organisasi
Struktur organisasi (disain organisasi) dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme  formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubugan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian, atau posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas wewenang, dan tanggung jawab yang berbeda-bedadalam suatu organisasi. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi, sentralisasi, atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja.
c.       Pengorganisasian sbg fungsi manajemen

       Merupakan fungsi dari manajemen yang merupakan proses dalam mengatur manusia, tugas, wewenang dan tanggung jawab dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi untuk Manajemen yaitu dapat mengatur kegiatan dalam suatu perusahaan, mengadakan pembagian kerja dan mengatur orang-orang.
Actuating Manajemen
a.       Definisi actuating

      Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota keompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-bersama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif.
       Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha mengerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut. Oleh karena itu para anggota itu juga ingin mencapai sasaran tersebut
b.      Pentingnya actuating
Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.

c.       Prinsip actuating
Prinsip-Prinsip Penggerakan menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam penggerakan/actuating antara lain:
1. Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya
2. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia
3. Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi
4. Menghargai hasil yang baik dan sempurna
5. Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
6. Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup
7. Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya

Mengendalikan Fungsi Manajemen
a.       Definisi mengendalikan (controlling)
Definisi pengawasan (controlling) yang dikemukakan oleh Robert J. Mockler  adalah suatu usaha untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang system informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah diterapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta menganbil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.

b.      Langkah-langkah dalam control
Ada tiga tipe dasar pengawasan (controlling), yaitu :
1.      Pengawasan pendahuluan (feedforward control).
Pengawasan pendahuluan atau sering disebut steering controls, dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan-penyimpangan dari standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan. Jadi, pendekatan pengawasan ini lebih aktif dan agresif, dengan mendeteksi masalah-masalah dan mengambil tindakan yang diperlukan sebelum suatu masalah terjadi. Pengawasan ini akan lebih efektif hanya bila manajer mampu mendapatkan informasi akurat dan tepat pada waktunya tentang perubahan-perubahan dalam lingkungan atau tentang perkembangan terhadap tujuan-tujuan yang diiinginkan.

2.      Pengawasan “concurrent”
Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan (concurrent control). Pengawasan ini, sering disebut pengawasan “YA-TIDAK”.  Screening control atau “berhenti-terus”, dilakukan selama suatu kegiatan berlangsung. Tipe pengawasan ini merupakan proses dimana aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dulu, atau syarat tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan-kegiatan bisa dilanjutkan, atau menjadi semacam peralatan “double-check” yang lebih menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.
3.      Pengawasan umpan balik
Pengawasan umpan balik (feedback control). Pengawasan unpan balik juga sering dikenal sebagai past-action controls, mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan. Sebab-sebab penyimpangan dari rencana atau standar ditentukan, dan penemuan-penemuan diterapkan untuk kegiatan-kegiatan serupa di masa yang akan datang. Pengawasan ini bersifat historis, pengukuran dilakukan setalah kegiatan terjadi.

c.       Tipe-tipe control
            Ada tiga tipe dasar pengawasan (controlling) yaitu :
1)       Pengawasan pendahuluan (feedforward control).
Pengawasan pendahuluan atau sering disebut steering controls, dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan-penyimpangan dari standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan. Jadi, pendekatan pengawasan ini lebih aktif dan agresif, dengan mendeteksi masalah-masalah dan mengambil tindakan yang diperlukan sebelum suatu masalah terjadi. Pengawasan ini akan lebih efektif hanya bila manajer mampu mendapatkan informasi akurat dan tepat pada waktunya tentang perubahan-perubahan dalam lingkungan atau tentang perkembangan terhadap tujuan-tujuan yang diiinginkan.
2)       Pengawasan “concurrent”
Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan (concurrent control). Pengawasan ini, sering disebut pengawasan “YA-TIDAK”.  Screening control atau “berhenti-terus”, dilakukan selama suatu kegiatan berlangsung. Tipe pengawasan ini merupakan proses dimana aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dulu, atau syarat tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan-kegiatan bisa dilanjutkan, atau menjadi semacam peralatan “double-check” yang lebih menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.
3)       Pengawasan umpan balik
Pengawasan umpan balik (feedback control). Pengawasan unpan balik juga sering dikenal sebagai past-action controls, mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan. Sebab-sebab penyimpangan dari rencana atau standar ditentukan, dan penemuan-penemuan diterapkan untuk kegiatan-kegiatan serupa di masa yang akan datang. Pengawasan ini bersifat historis, pengukuran dilakukan setalah kegiatan terjadi.

d.      Control proses manajemen

      Proses pengendalian manajemen adalah kegiatan yang digunakan oleh seluruh manjemen untuk menjamin baha anggota organisasi bawahan yag di supervisi akan mengimplementasikan strategi yang ditetapkan. Batas pengendalian kontol manajemen adalah :

    Strategy Formulation
    Management Control
    Task Control

Handoko, H. T. Dr. 1986 Manajemen Gadjah Mada, Yogyakarta
Rusli. R, Adi.W, Asas-asa Manajemen UT
http://www.slideshare.net/defina/ornaisasi-dalammanajemen2
.P Hasibuan, Drs.Malayu.1984.Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah.PT Gunung Agung:Jakarta
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29304/4/Chapter%20II.pdf
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2205936-pengertian-pelaksanaan-actuating/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar